Cara efektif mengatasi kenaikan berat badan setelah Idulfitri dengan pola makan seimbang dan gaya hidup sehat.
Setelah merayakan Idulfitri dengan suka cita, menikmati hidangan khas seperti opor ayam dan rendang, banyak dari kita mungkin merasa berat badan naik. Rasa begah dan perut tidak nyaman sering kali menjadi tanda bahwa tubuh sedang beradaptasi dengan pola makan yang tidak seimbang selama momen Lebaran.
Perubahan mendadak pada jenis dan jumlah asupan makanan, terutama yang tinggi lemak dan gula, dapat memengaruhi sistem metabolisme tubuh. Menurut Riani Witaningrum, S.Gz., M.Sc., dietisien dari Universitas Gadjah Mada, kondisi ini wajar terjadi, namun perlu segera disikapi.
Pentingnya Pola Makan Seimbang
Prinsip gizi seimbang adalah mengonsumsi kalori harian sesuai kebutuhan, mencakup zat gizi makro dan mikro. Jika lemak jenuh dan karbohidrat sederhana dikonsumsi berlebihan, sistem metabolisme tubuh akan terganggu. Gula darah dan insulin bisa melonjak, memicu penumpukan lemak dan risiko sindroma metabolik.
Gangguan saluran cerna juga sering muncul pasca Lebaran, seperti dispepsia dan konstipasi, akibat perubahan kebiasaan makan dan rendahnya konsumsi serat. Asupan makanan berlemak tinggi dan pedas meningkatkan sekresi asam lambung, sementara pergerakan usus melambat.
Langkah-Langkah Pemulihan
Langkah awal memulihkan keseimbangan metabolik dimulai dengan pemahaman konsep makan seimbang. Berdasarkan pedoman Isi Piringku, satu piring idealnya diisi setengah porsi sayur dan buah, serta setengah porsi makanan pokok dan lauk pauk.
Pengaturan jadwal makan penting untuk mendukung kestabilan gula darah dan pencernaan. Aktivitas fisik juga memegang peranan penting. Olahraga ringan selama 20–30 menit setiap hari dapat membantu meregulasi pergerakan usus dan memperbaiki sensitivitas insulin.
Hindari makanan terlalu pedas, asam, dan dalam jumlah besar. Batasi karbohidrat sederhana seperti nasi putih, dan ganti dengan karbohidrat kompleks seperti nasi merah dan gandum. Kurangi lemak jenuh dan pilih lemak tidak jenuh seperti minyak zaitun.
Bagi yang intoleran laktosa, hindari produk susu dan minuman berkarbonasi. Hindari diet ekstrem setelah Lebaran, karena bisa menimbulkan efek samping seperti hilangnya massa tulang dan peningkatan asam urat.
Gaya hidup sehat lebih dianjurkan daripada diet ekstrem. Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan menjaga kesehatan lebih murah daripada mengobati penyakit. Hidup sehat tidak harus menjadi beban, jalani dengan percaya diri dan bahagia.
Hidup sehat tidak hanya soal makan, tetapi juga hidrasi yang cukup, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan pengelolaan stres yang baik. Dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten, pemulihan pola makan pasca Lebaran bisa menjadi titik awal untuk kehidupan yang lebih sehat.
Setelah bermaaf-maafan dan menikmati sajian khas Lebaran, kini saatnya berdamai dengan tubuh, memberinya kesempatan untuk pulih, dan menjadikannya lebih kuat untuk hari-hari yang akan datang.