Tim mahasiswa UGM berhasil meraih dua gelar juara di Singapore Amazing Flying Machine Competition 2025.
Prestasi Tim E-Wasp dan Ambrasena di SAFMC 2025
Elins Research Club (ERC) dari Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM, berhasil meraih prestasi gemilang dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2025. Kompetisi ini berlangsung di Singapore Expo Hall 2 pada 18-21 Maret 2025. Dua tim dari ERC UGM, yaitu Tim E-Wasp dan Tim Ambrasena, berhasil membawa pulang penghargaan bergengsi. Tim E-Wasp meraih Juara 4 di kategori D1 (Man-Machine), sementara Tim Ambrasena meraih Juara 3 di kategori D2 (Multi-Machine).
Kompetisi SAFMC merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh DSO National Laboratories dan Science Centre Singapore. Tujuannya adalah untuk mendorong inovasi di bidang teknologi kedirgantaraan. Dalam kompetisi ini, sebanyak 15 mahasiswa dari berbagai jenjang di DIKE, UGM, berpartisipasi. Mereka berasal dari program sarjana hingga magister di bidang Elektronika dan Instrumentasi serta Ilmu Komputer.
Persiapan dan Tantangan yang Dihadapi
Tim E-Wasp, yang berkompetisi di kategori D1, ditantang untuk menerbangkan drone menggunakan wearable device secara semi-otonom. Tim ini terdiri dari lima mahasiswa S1 Elektronika dan Instrumentasi: Ikhlasul Amal Abda’i, Virshan Akbar, Zalu Ardani Ramadhan, Emeli Rahma Keren Purwadi, dan Alya Presilia Susanti. Sementara itu, Tim Ambrasena berkompetisi di kategori D2, yang berfokus pada kemampuan kolaboratif antara dua atau lebih drone untuk menyelesaikan misi pick and drop payload di dalam ruangan. Tim ini terdiri dari sepuluh mahasiswa, termasuk Muhammad Daaffi Ul Haq dan Nur Azizah Aulia Ramadhani.
Persiapan kedua tim untuk SAFMC 2025 memakan waktu sekitar delapan bulan. Selama periode ini, mereka menghadapi berbagai tantangan teknis dan non-teknis. Proses trial and error yang intens dilakukan untuk menyempurnakan performa drone dan strategi tim. “Meskipun terkendala banyak masalah selama persiapan, kami selalu optimis untuk memberikan yang maksimal,” ujar Ikhlas, salah satu anggota tim.
Keberhasilan tim ERC UGM tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Sobat Arin, komunitas olimpiade matematika yang mendukung pengembangan kompetensi akademik tanpa diskriminasi latar belakang ekonomi. Sobat Arin aktif dalam mendorong pendidikan STEM di Indonesia melalui inisiatif sosial yang inklusif.
Dengan keberhasilan di SAFMC 2025, UGM menegaskan posisinya sebagai pionir dalam pengembangan teknologi di Indonesia. Prestasi ini juga mencetak talenta muda yang siap bersaing di kancah global. “Lebih dari sekadar kejuaraan, pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam memperluas wawasan dan meningkatkan kapasitas inovasi teknologi anak bangsa,” pungkasnya.