Pakar UGM menjelaskan dampak positif dan negatif dari pembentukan Danantara, badan pengelola investasi baru.
Danantara: Harapan Baru dalam Pengelolaan Aset Negara
Pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, atau BPI Danantara, menjadi topik hangat di kalangan publik. Diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan tata kelola aset negara, kemunculannya bertepatan dengan berbagai isu kebijakan kontroversial pemerintah. Dari sudut pandang ekonomi dan manajemen, pendirian Danantara adalah langkah yang wajar. Sebagai holding company, Danantara akan mengelola dana sekitar Rp14 ribu triliun dari beberapa BUMN.
Ekonom Universitas Gadjah Mada, Eddy Junarsin, menyatakan bahwa program ini seharusnya sudah lama direncanakan dan dilaksanakan. Sayangnya, peluncurannya terjadi di saat yang kurang tepat, di tengah berbagai isu sosial-politik seperti efisiensi anggaran dan revisi UU Minerba.
Transparansi vs. Birokrasi: Tantangan dan Peluang
Eddy menilai bahwa tujuan utama pendirian Danantara adalah untuk meningkatkan transparansi dan koordinasi dalam pengelolaan aset negara. Dengan adanya holding company, penunjukan dan pengawasan dewan komisaris dan direksi akan lebih terbuka dan langsung. Sebelumnya, penunjukan dilakukan oleh kementerian tanpa alasan dan evaluasi yang memadai.
Namun, Eddy juga mengingatkan bahwa pendirian Danantara bisa mengurangi performa BUMN. Penambahan layer hierarkis berpotensi memperpanjang birokrasi, mengurangi kebebasan berkreasi, dan menurunkan inovasi. Manfaat Danantara lebih bersifat defensif, meningkatkan transparansi dan tata kelola, tetapi belum tentu meningkatkan performa dan inovasi.
Untuk merealisasikan potensi Danantara, langkah lanjutan diperlukan. Merger dan akuisisi perusahaan pemerintah harus dirancang agar lebih efektif dan efisien, tanpa manajemen berlapis-lapis, dan tetap lincah dalam berinovasi.
Eddy berharap badan pengelola investasi ini dapat mengantisipasi moral hazard dengan pengawasan yang lebih transparan. Meskipun kontrol dan transparansi membaik, potensi inefisiensi birokrasi tetap ada.
Dalam konteks perekonomian nasional, Danantara diharapkan berperan dalam stabilitas keuangan jangka panjang. Namun, kepercayaan investor terhadap stabilitas dan kebutuhan investasi harus dikaji lebih lanjut oleh pemerintah dan lembaga riset. Dampak jangka pendek mungkin biasa saja, tetapi efektivitas jangka panjang masih belum jelas karena kompleksitas ekonomi yang saling berkaitan.