Kemdiktisaintek meluncurkan program Kampus Berdampak dan SKA untuk memperkuat sistem kesehatan nasional.
Program Kampus Berdampak dan SKA: Solusi Kesehatan dari Kemdiktisaintek
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI baru-baru ini memperkenalkan program inovatif bernama #KampusBerdampak dan Sistem Kesehatan Akademik (SKA). Program ini bertujuan untuk memperkuat sistem kesehatan baik di tingkat daerah maupun nasional. Peluncuran program ini dilakukan oleh Direktur SDM Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiktisaintek, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, dalam acara Festival Kampus Berdampak di Kampus UGM.
Menurut Suning, program ini merupakan model kolaborasi strategis antara perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran, rumah sakit pendidikan, dan pemerintah daerah. Tujuannya adalah untuk berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan kesehatan di masyarakat. "Kita ingin menekankan kontribusi nyata perguruan tinggi dalam menyelesaikan permasalahan prioritas masyarakat, termasuk di bidang kesehatan," jelasnya.
Fokus dan Manfaat SKA dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
SKA dijalankan melalui berbagai inisiatif dalam pendidikan, penelitian, pelayanan, dan pengabdian masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu peran SKA adalah meningkatkan jumlah lulusan dokter spesialis, serta memperluas jenis program studi spesialis di PTN dan PTS.
"SKA hadir sebagai wujud akuntabilitas sosial institusi pendidikan tinggi kedokteran," ujar Suning. Program ini telah berjalan selama satu dekade dan terus berkembang melalui kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi. Fokus utama SKA saat ini adalah penguatan layanan kesehatan masyarakat, pemenuhan tenaga medis dan kesehatan, serta kolaborasi dengan pemerintah daerah.
Dr. dr. Sudadi, Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, menyebutkan bahwa SKA telah memberikan kontribusi signifikan dalam pemenuhan tenaga medis dan kesehatan. Dalam periode 2022—2024, SKA memfasilitasi peningkatan penerimaan kuota pendidikan dokter umum dan dokter spesialis di 28 fakultas dan 100 program studi dokter spesialis baru di seluruh Indonesia.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dalam pidato sambutannya, memaparkan capaian membanggakan SKA yang telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat di berbagai daerah. Sebagai contoh, di Yogyakarta, SKA menjadi sarana kolaborasi antara pemerintah daerah, rumah sakit pendidikan, dan FKKMK UGM untuk memperkuat tata kelola pariwisata kesehatan, menjadikan DI Yogyakarta sebagai destinasi wisata yang menyehatkan.
"Harapannya agar SKA dan #KampusBerdampak dapat menjadi bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan kesehatan di masyarakat," tuturnya.