Eksploitasi anak dalam sirkus berpotensi melanggar HAM, terutama hak pendidikan dan kesehatan.
Pertunjukan sirkus telah lama menjadi hiburan yang memikat berbagai kalangan usia. Namun, di balik gemerlapnya pertunjukan tersebut, ada sisi gelap yang jarang terungkap ke publik, yaitu eksploitasi anak yang berpotensi melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Anak-anak yang terlibat dalam dunia sirkus sering kali tidak mendapatkan hak pendidikan yang layak karena harus menjalani latihan keras dan disiplin untuk mempersiapkan pertunjukan.
Hak Pendidikan Anak di Dunia Sirkus
Prof. Dr. Dafri Agussalim, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial, Politik, dan Pemerintahan UGM, menyoroti bahwa sirkus berpotensi melanggar hak anak, terutama hak pendidikan. Ia menggambarkan bagaimana anak-anak harus berlatih dan tampil dari pagi hingga malam, yang mengganggu akses mereka terhadap pendidikan. "Karena kita bisa bayangkan mereka harus latihan, kemudian kerja keras macam itu, ikut pertunjukan dari pagi sampai malam," jelasnya.
Selain hak pendidikan, anak-anak juga memiliki hak untuk istirahat, mendapatkan layanan kesehatan, dan hidup di lingkungan yang mendukung. Sayangnya, isu pelanggaran HAM ini sering kali terabaikan dan tidak mendapatkan perhatian yang semestinya.
Perlunya Kerja Sama Pemerintah
Prof. Dafri menekankan pentingnya kerja sama dari kementerian terkait untuk menjamin hak anak. Ia mengungkapkan bahwa ada kelalaian dari pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan sirkus. "Nah, jadi ini menurut saya memang harus diakui ada kelalaian dari pihak yang mempunyai kewajiban untuk mengawasi," ungkapnya.
Dalam konvensi hak anak, dijelaskan bahwa anak memiliki keistimewaan khusus, termasuk hak untuk makan, lingkungan hidup yang sehat, dan rekreasi. Namun, pelanggaran terhadap hak anak tidak hanya terjadi di sirkus, tetapi juga di lingkungan lain seperti sekolah.
Prof. Dafri menyarankan agar sistem pendidikan di Indonesia dapat belajar dari sistem pendidikan di luar negeri untuk menghindari potensi pelanggaran HAM anak. "Apabila mengacu pada konvensi, sudah jelas diatur mengenai batasan-batasan yang tidak bisa dilanggar. Marilah kita semua masyarakat sipil, aparat, aktivis mulai meningkatkan sensitivitasnya terhadap isu-isu hak," himbaunya.
Dengan meningkatkan kesadaran dan kerja sama dari semua pihak, diharapkan hak-hak anak dapat lebih terjamin, baik di dunia sirkus maupun di lingkungan lainnya. Anak-anak adalah masa depan bangsa, dan sudah seharusnya mereka mendapatkan hak yang layak untuk tumbuh dan berkembang.