Mengapa Minat Siswa Terhadap Sains Menurun? Pakar UGM Menjelaskan

image

Pakar UGM mengungkap alasan di balik menurunnya minat siswa terhadap sains dan solusi untuk mengatasinya.

Dalam beberapa pekan terakhir, media ramai membahas penurunan minat generasi muda terhadap ilmu sains, terutama fisika. Fenomena ini menjadi perhatian serius bagi akademisi, karena tanpa pemahaman sains yang kuat, bangsa akan kesulitan bersaing di era teknologi.

Faktor Penyebab Penurunan Minat Sains

Dr. rer. nat. Wiwit Suryanto, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerjasama FMIPA UGM, mengidentifikasi beberapa faktor penyebab menurunnya minat siswa terhadap sains. Salah satunya adalah metode pengajaran yang kurang menarik, yang lebih berfokus pada hafalan rumus dan teori tanpa memberikan pengalaman eksplorasi yang memadai.

Wiwit menambahkan, kurangnya eksperimen dan praktik langsung membuat sains terasa abstrak dan sulit dipahami. Sains sering kali tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, membuat siswa mempertanyakan manfaat belajar sains.

Persepsi bahwa sains adalah ilmu yang sulit dan hanya untuk orang jenius juga menjadi penghalang. Banyak siswa merasa takut dengan simbol, angka, dan persamaan matematika yang kompleks, sehingga kehilangan motivasi untuk belajar.

Kurangnya figur inspiratif di bidang sains turut berkontribusi pada menurunnya minat siswa. Sains jarang dipromosikan melalui media populer, sehingga siswa kurang memiliki role model ilmuwan atau inovator yang dapat menginspirasi mereka.

Dampak dan Solusi untuk Meningkatkan Minat Sains

Menurut Wiwit, jika tren ini berlanjut, akan berdampak pada kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Indonesia akan terus bergantung pada teknologi dari negara asing, tanpa memiliki ilmuwan dan insinyur yang kompeten.

Di era persaingan global, negara-negara maju berinvestasi besar dalam riset sains dan teknologi. Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, kita akan semakin tertinggal.

Wiwit menilai kurikulum saat ini tidak menggiring siswa untuk mendalami sains. Sistem pendidikan terlalu berfokus pada hafalan dan teori, bukan eksplorasi dan pemecahan masalah. Kurangnya pendekatan interaktif dan eksperimen juga menjadi masalah.

Untuk meningkatkan minat siswa, Wiwit menyarankan beberapa solusi, seperti mewajibkan pelajaran sains di sekolah dan mengubah cara mengajar dari hafalan ke eksplorasi. Peningkatan pembelajaran berbasis eksperimen dan proyek nyata disertai penggunaan teknologi digital juga penting.

Memperlihatkan relevansi sains dalam kehidupan sehari-hari dan mengaitkannya dengan teknologi modern yang digunakan siswa dapat meningkatkan minat mereka. Kunjungan ke industri dan kolaborasi dengan perusahaan teknologi juga bisa menjadi solusi.

Wiwit juga menyarankan menghadirkan role model untuk menginspirasi siswa, seperti ilmuwan dan inovator Indonesia yang sukses di bidang sains dan teknologi. Program mentorship dan seminar inspiratif tentang karier di bidang sains juga dapat membantu.


You Might Also Like