Indonesia perlu mengoptimalkan energi terbarukan dan menghentikan deforestasi untuk keberlanjutan lingkungan.
Pentingnya Demokratisasi Energi di Indonesia
Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alamnya, memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan. Namun, sayangnya, pemanfaatan energi terbarukan ini masih jauh dari optimal. Saat ini, pemerintah lebih fokus pada penggunaan sumber daya fosil yang tidak terbarukan, meskipun ada target penurunan emisi karbon. Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (MDGB-PTNBH), Tri Mumpuni, seorang pengembang energi listrik tenaga mikro hidro, menekankan pentingnya kebijakan demokratisasi energi. Kebijakan ini bertujuan untuk melibatkan masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan energi, sehingga mereka dapat mandiri dan berkelanjutan.
Ancaman Deforestasi dan Dampaknya
Di sisi lain, Indonesia juga menghadapi ancaman serius dari deforestasi. Prof. Dr. San Afri Awang dari Fakultas Kehutanan UGM mengungkapkan bahwa deforestasi di Indonesia sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan 261.575 hektar hutan hilang pada tahun 2024. Proyek Strategi Nasional di bidang pangan yang direncanakan membuka 3 juta hektar lahan pada tahun 2025-2029 dapat memperburuk situasi ini. Hal ini bertentangan dengan target penurunan emisi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan tindakan tegas untuk menghentikan perusakan hutan dan menghitung kebutuhan lahan pangan secara akurat.
Dalam konteks ini, demokratisasi energi dan penghentian deforestasi bukan hanya pilihan, tetapi keharusan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat dan menghentikan perusakan hutan, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi energi terbarukan dan menjaga lingkungan hidupnya.