Pengertian sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun, yang memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal (peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas).
Ilmu Sejarah sering dikaitkan dengan politik, padahal yang sesungguhnya ilmu sejarah itu memiliki arti yang cangkupannya dapat lebih luas karena berhubungan dengan kejadian masyarakat di masa lalu yang dapat dilihat dari segi ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi,antropologi budaya, psikologi, geografi, dan ilmu ekonomi.
Sehingga sejarah dan ilmu-ilmu sosial saling berkaitan dalam pembahasannya sesuai kajian dan objek yang dipelajari.
Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.
Sejarah pun memiliki struktur keilmuan tersendiri, baik dalam fakta, konsep, maupun generalisasinya (Banks,1977:211-219;Sjamsuddin, 1996:7-19). Kedudukan sejarah di dalam ilmu pengetahuan digolongkan ke dalam beberapa kelompok.
1) Ilmu Sosial, karena menjelaskan perilaku sosial. Fokus kajiannya menyangkut proses-proses sosial(pengaruh timbal balik antara kehidupan aspek sosial yang berkaitan satu sama lainnya) beserta perubahan-perubahan sosial.
2) Seni atau art. Sejarah digolongkan dalam sastra. Herodotus (484-425SM) yang digelari sebagai: Bapak Sejarah” beliaulah yang telah memulai sejarah itu sebagai cerita (story telling), dan sejak saat itu sejarah telah dimasukkan ke dalam ilmu-ilmu kemanusiaan atau humaniora (Sjamsuddin, 1996:189- 5 190).
Sejarah dikategorikan sebagai ilmu humaniora, terutama karena dalam sejarah memelihara dan merekam warisan budaya serta menafsirkan makna perkembangan umat manusia.
Itulah sebabnya dalam tahap historigrafi dan eksplanasinya, sejarah memerlukan sentuhan-sentuhan estetika atau keindahan (Ismaun, 1993:282-283).
Ciri dan Syarat Sejarah Sebagai Ilmu
1. Bersifat Empiris
Empiris merupakan sebuah kata yang bermakna pengalaman, percobaan, penemuan, atau pengamatan yang dilakukan. Salah satu ciri tersebut berasal dari bahasa Yunani, tepatnya dari kata Empiria.
Sejarah sebagai ilmu memiliki sifat empiris dikarenakan sejarah melakukan kajian pada peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau.
Kajian dilakukan atas dasar bukti-bukti atau jejak-jejak yang ditemukan dan mendukung adanya peristiwa, salah satu bentuk jejak atau bukti dapat berupa sebuah dokumen. Kemudian, dokumen itulah yang akan diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta.
2. Memiliki Objek
Ciri-ciri yang kedua adalah memiliki objek yang berarti adanya perubahan atau perkembangan kegiatan atau aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau).
Dalam hal ini, waktu merupakan salah satu unsur paling penting dalam sejarah. Tentu saja waktu yang dimaksud adalah waktu waktu terjadinya peristiwa di masa lalu.
3. Memiliki Teori
Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh ahli dan berfungsi sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa yang terjadi. Dalam sejarah, isi dari teori adalah satu kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu yang diajarkan berdasarkan keperluan peradaban.
Sedangkan rekonstruksi sejarah yang dilakukan ialah pengenalan adanya teori yang berkaitan dengan beberapa hal, yaitu sebab akibat, subjektivitas, objektivitas, dan eksplanasi.
4. Memiliki Metode
Metode merupakan langkah atau cara yang sistematis serta tidak melenceng dari norma-norma yang berlaku dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Setiap ilmu pengetahuan tentu memiliki tujuan, begitu juga sejarah.
Sementara itu, tujuan dari ilmu sejarah ialah menjelaskan perkembangan atau perubahan kehidupan yang dilalui oleh manusia dari waktu ke waktu.
Dalam sejarah, metode berfungsi untuk mencari kebenaran terkait peristiwa-peristiwa khusus yang terjadi di masa lampau. Sehingga para sejarawan harus benar-benar teliti dalam menyimpulkan suatu peristiwa.
5. Mempunyai Generalisasi
Ciri-ciri terakhir sejarah sebagai ilmu ialah mempunyai generalisasi. Generalisasi merupakan sebuah kesimpulan yang bersifat umum yang ditarik dari suatu pengamatan dan pemahaman penulis.
Fungsi Sejarah Sebagai Ilmu
Ismaun mengatakan bahwa fungsi sejarah sebagai ilmu umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Fungsi lmiah (teoretis), ialah sama dengan fungsi ilmu pada umumnya. Menurut Betrand Russel ada dua fungsi, yaitu:
• Untuk memungkinkan kita mengetahui atau mengerti sesuatu.
• Memungkinkan kita untuk melakukan sesuatu.
b. Fungsi praktis, yakni dari ilmu sejarah diperoleh kegunaan praktis (practical value). Fungsi praktis pengajaran sejarah dapat diartikan secara positif, tetapi juga dapat diartikan secara negatif.
Fungsi sejarah pada hakikatnya untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman yang mendalam dan lebih baik tentang masa lampau, untuk dapat memahami masa sekarang serta dalam prospektif masa yang akan datang.
Contoh Sejarah Sebagai Ilmu
1. Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Selain masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia, teori tentang masuknya Islam ke Indonesia juga masuk dalam kategori contoh sejarah sebagai ilmu. Terdapat banyak teori dalam peristiwa masuknya Islam ke Indonesia, salah satunya adalah teori Gujarat.
Dalam teori Gujarat dijelaskan bahwa agama Islam yang berhasil masuk ke Nusantara adalah berasal dari Gujarat.
Selain itu, terdapat teori-teori lainnya yang memiliki pendapat berbeda dan tentunya juga memiliki bukti yang kuat. Maka dari itu teori masuknya Islam ke Indonesia menjadi salah satu contoh sejarah sebagai ilmu.
2. Teori Nusantara
Teori Nusantara disebut juga sebagai teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia yang menjelaskan tentang nenek moyang Indonesia yang bukan berasal dari luar Nusantara.
Teori ini diperkuat dengan adanya bukti, mulai dari kondisi geografis Indonesia, persebaran manusia, dan juga migrasi bahasa.
3. Teori Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia
Contoh pertama adalah mengenai teori masuknya agama serta kebudayaan Hindu-Budha ke Nusantara. Berdasarkan referensi yang ada, banyak sekali teori yang membahas tentang peristiwa ini, termasuk 4 teori yang cukup terkenal yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Arus Balik.