Pentingnya Aspek Sosial dan Lingkungan dalam Pembangunan Infrastruktur

image

Pembangunan infrastruktur harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan untuk keberlanjutan.

Kolaborasi Multidisiplin untuk Solusi Holistik

Pembangunan infrastruktur modern tidak bisa hanya mengandalkan teknologi canggih. Sensitivitas terhadap aspek sosial dan lingkungan menjadi kunci utama. Hal ini dibahas dalam Infrastructure and Construction Innovation Conference and Workshop (ICONIC) 2025 di Fakultas Teknik UGM. Prof. Dr. Eng. Muhammad Zudhy Irawan menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah untuk mencapai target sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur.

Menurut Zudhy, infrastruktur yang dibangun harus tidak hanya canggih, tetapi juga tangguh dan berkelanjutan. Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Ir. Abdul Muis, menambahkan bahwa keberhasilan pembangunan infrastruktur bergantung pada adaptasi terhadap tantangan global. Peningkatan kapasitas SDM konstruksi juga diperlukan agar dapat mengikuti perkembangan teknologi yang pesat.

Transformasi Digital dan Keberlanjutan

Transformasi digital, penguatan aspek keberlanjutan, dan kemampuan manajemen risiko menjadi tiga pilar utama untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang resilient dan inklusif. Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit menyoroti perlunya pembaruan sistem dalam pembiayaan dan manajemen risiko proyek di Indonesia. Tanpa inovasi sistemik, kita hanya akan mengejar kuantitas, bukan kualitas.

Selain Danang Parikesit, beberapa pembicara lain seperti Abdul Haris Tatang dan Prof. Biemo W. Soemardi menyampaikan praktik terbaik di Indonesia dalam menghadapi kompleksitas proyek infrastruktur. Diskusi menyinggung langsung tantangan aktual yang dihadapi industri konstruksi, termasuk integrasi digital dan pengelolaan dampak lingkungan sosial.

Para panelis juga menekankan pentingnya membangun regulasi yang fleksibel namun tetap berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang. Sebagai bagian dari konferensi, pleno workshop internasional ini menampilkan panelis dari berbagai universitas ternama dunia.

Peserta juga berkesempatan melakukan kunjungan lapangan ke proyek strategis Jalan Tol Yogyakarta–Bawen. Kunjungan ini memberikan wawasan langsung mengenai implementasi teknologi konstruksi modern seperti Building Information Modelling (BIM) dan strategi mitigasi risiko dalam medan yang kompleks.

Peserta berdiskusi langsung dengan tim manajemen proyek mengenai praktik pengambilan keputusan di lapangan, termasuk dalam menghadapi kendala teknis dan sosial. Kegiatan ini mempertegas pentingnya pendekatan berbasis bukti dalam pendidikan teknik sipil dan manajemen konstruksi.

Konferensi ditutup dengan sesi group workshop paralel yang berlangsung pada hari kedua. Tiga kelas yang ditawarkan mencakup topik manajemen risiko proyek, monitoring dan evaluasi proyek berbasis teknologi, serta pembangunan infrastruktur tangguh dan inklusif.

Workshop ini diikuti oleh peserta dari kalangan profesional, akademisi, dan mahasiswa pascasarjana, serta memberikan kredit Continuing Professional Education (CPE). Dengan lebih dari 600 peserta yang hadir baik secara daring maupun luring, ICONIC 2025 berhasil mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengeksplorasi strategi inovatif dalam pembangunan infrastruktur Indonesia ke depan.


You Might Also Like