Mendiktisaintek ungkap penurunan pendaftar perguruan tinggi dan dampaknya pada serapan tenaga kerja.
Penurunan Pendaftar Perguruan Tinggi: Sebuah Indikasi
Prof. Brian Yuliarto, Ph.D, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, mengungkapkan bahwa jumlah pendaftar calon mahasiswa ke perguruan tinggi mengalami penurunan. Menurutnya, ini adalah indikasi bahwa lapangan kerja semakin menurun. Dalam pertemuan dengan beberapa Rektor PTN dan PTS, beliau menyatakan bahwa penurunan ini menunjukkan kebutuhan tenaga kerja terampil dan berpendidikan tinggi juga menurun. Data ini mengonfirmasi bahwa sebagian industri beralih menjadi perdagangan.
Indonesia kini menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kemampuan produksi barang. Kebangkitan industri dianggap penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyekolahkan anak hingga ke jenjang pendidikan tinggi. Namun, ada dilema antara menciptakan industri terlebih dahulu atau menyiapkan SDM unggulnya.
Strategi Meningkatkan SDM dan Inovasi
Menteri Brian menyoroti bahwa rasio lulusan S2-S3 terhadap populasi usia produktif di Indonesia hanya mencapai 0,5%, jauh di bawah negara-negara maju. Untuk keluar dari jebakan negara pendapatan menengah, Indonesia harus maju dalam penguasaan teknologi dan inovasi. Tantangan besar lainnya adalah meningkatkan indeks penguasaan inovasi teknologi serta jumlah peneliti secara signifikan.
Perguruan tinggi diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah lulusan pascasarjana di bidang sains dan teknologi, melakukan investasi dalam penelitian, serta memperkuat koneksi antara akademisi dan industri. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi sumber daya manusia yang melimpah untuk mengejar ketertinggalan.
Upaya pendanaan bersama antara industri dan kampus sedang dilakukan, terutama untuk peneliti yang telah lama berkecimpung dalam penelitian produk. Harapannya, produk yang siap diindustrialisasi secara komersial di Indonesia dapat dihasilkan.
Selain itu, peranan ilmu sosial dalam industrialisasi berbasis teknologi juga penting. Permasalahan pemerataan dan ketimpangan sosial harus diatasi dengan transformasi sosial yang baik. Industrialiasi yang ambisius harus dilengkapi dengan analisis sosial dan kemasyarakatan.
Pendekatan berbasis keilmuan sangat membantu dalam menyusun strategi yang tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan kesejahteraan yang merata. Transformasi sosial yang efektif harus menjadi bagian integral dari pembangunan industri nasional.
Mengenai akses terhadap bahan ajar berkualitas tinggi, Menteri menyebutkan peluang besar untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam mendistribusikan materi pembelajaran dari kampus-kampus terbaik ke daerah-daerah yang membutuhkan. Sistem berbagi bahan ajar berbasis AI dapat membantu mahasiswa di daerah terpencil mengakses kuliah dari profesor terbaik di Indonesia.
Jika diimplementasikan dengan baik, AI akan menjadi alat yang tidak hanya membantu dalam efisiensi pengajaran, tetapi juga mendorong pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.