Pentingnya Pengawasan BPOM untuk Cegah Keracunan Makanan Bergizi

BPOM diharapkan rutin mengawasi program makanan bergizi untuk mencegah keracunan di sekolah.

Selama dua bulan terakhir, kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) telah menjadi perhatian di beberapa daerah. Insiden ini terjadi akibat kurangnya pengalaman mitra dan kebersihan makanan yang kurang terjaga. Misalnya, di Waingapu, Sumba Timur, ditemukan menu ayam yang masih mentah dan berdarah pada 24 Februari lalu. Sebelumnya, di Sukoharjo, Jawa Tengah, para siswa mengalami muntah-muntah setelah menyantap MBG pada pertengahan Januari.

Peran BPOM dalam Pengawasan Makanan Bergizi

Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati, Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, menekankan pentingnya peran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam pengawasan program MBG. Sementara Badan Gizi Nasional (BGN) fokus pada aspek gizi, BPOM bertanggung jawab atas pengawasan dan pengujian pangan untuk memastikan makanan aman dari kontaminasi mikroba dan bahan berbahaya.

BPOM dapat melakukan pengawasan mulai dari persiapan, produksi, hingga distribusi makanan. Dalam tahap persiapan, BPOM melakukan pengujian bahan baku yang digunakan. Inspeksi ke fasilitas produksi dan distribusi juga penting untuk memastikan kebersihan dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan.

Tantangan Distribusi ke Daerah Terpencil

Distribusi makanan ke sekolah di daerah terpencil menjadi tantangan tersendiri. Kondisi geografis Indonesia yang beragam sering kali memperlambat proses distribusi, meningkatkan risiko pembusukan makanan. Untuk mengatasi ini, BBPOM di daerah akan mengawal distribusi sesuai regulasi BPOM pusat.

BPOM tidak bekerja sendirian dalam pengawasan distribusi. Kerja sama dengan masyarakat, pemerintah, dan sekolah sangat penting. Masyarakat dan sekolah dapat membentuk tim relawan keamanan pangan yang berkoordinasi dengan BPOM. BPOM juga memberikan edukasi kepada tim relawan tentang makanan yang aman dan berkualitas.

Edukasi dan pelatihan kepada masyarakat bertujuan untuk mengenalkan makanan yang aman, sehingga mereka dapat memahami kualitas makanan yang disediakan. Dengan demikian, risiko keracunan makanan dapat diminimalisir.


You Might Also Like