Penyelundupan satwa liar di Indonesia meningkat. Pakar UGM dorong perlindungan integratif untuk konservasi.
Peningkatan Kasus Penyelundupan Satwa Liar
Penyelundupan satwa liar di Indonesia terus meningkat, menimbulkan ancaman serius terhadap kelestarian satwa yang dilindungi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemenhut) RI bersama Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia berupaya mencegah dan mengawasi praktik ilegal ini di berbagai wilayah.
Dr. Muhammad Ali Imron, pakar dari Fakultas Kehutanan UGM, menekankan pentingnya perlindungan satwa secara integratif. Menurutnya, upaya ini harus mencakup pencegahan perdagangan dan perburuan ilegal, serta dukungan dari luar.
Tantangan dan Solusi dalam Pencegahan
Meski regulasi sudah ada, pasar yang terus membutuhkan produk satwa liar menjadi tantangan utama. Deteksi oleh petugas, terutama bea cukai di bandara dan pelabuhan, masih perlu ditingkatkan. Pemahaman penegak hukum tentang konservasi juga harus diperkuat.
Keberhasilan penanganan kasus badak Jawa menunjukkan pentingnya integrasi antara tim Taman Nasional Ujung Kulon, jaksa, dan hakim. Pemerintah perlu memperkuat pengawasan jalur penyelundupan dengan meningkatkan kemampuan deteksi petugas non-biologi.
Peran masyarakat juga krusial dalam mencegah perdagangan ilegal. Kesadaran akan pentingnya perlindungan satwa harus ditingkatkan melalui edukasi dan dukungan komunitas.
Satwa yang diselamatkan perlu direhabilitasi dan dilepasliarkan secara sistematis. Pelepasliaran harus memastikan satwa kembali ke habitat alami tanpa mengganggu populasi.
Ali Imron berharap dukungan kuat dari pemimpin negara untuk konservasi satwa liar, termasuk program WWF untuk gajah. Dukungan masyarakat sipil dan swasta juga penting untuk keberhasilan konservasi.