Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang mengidentifikasi dirinya dengan sesama berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama dengan merujuk ciri khas seperti: budaya, bangsa, bahasa, agama dan perilaku.
Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lainnya, karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum yang berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya.
Suku bangsa adalah suku sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal bangsa dengan banyak suku bangsa, dan menurut statistik hampir mencapai 300 suku bangsa.
Setiap suku mempunyai adat istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda. Namun demikian beragam bangsa ini mampu mengintegrasikan dalam suatu negara Indonesia untuk mencapai tujuan masyarakat yang adil dan makmur.
Menurut sensus BPS (Badan Pusat Statistik) yang di laporkan pada tahun 2016, jumlah suku bangsa di Indonesia lebih dari 300 suku bangsa atau kelompok etnik, atau lebih tepatnya mencapai 1.340 suku bangsa atau kelompok etnik.
Hal ini dapat diartikan jika masing-masing suku bangsa tersebut memiliki tradisi sosial budaya masing-masing, berarti di Indonesia ada dan berkembang bermacam-macam budaya yang memiliki ciri khas masing-masing.
Contoh dalam bidang bahasa, dimana setiap daerah mempunyai bahasa daerahnya masing- masing. Bahasa daerah orang Jayapura akan berbeda dengan bahasa orang Dayak dan sebagainya.
Pengertian Suku Bangsa atau Etnis Menurut Para Ahli
Dibawah ini adalah pengertian suku bangsa atau etnis menurut beberapa ahli:
1. Menurut John W. Santrock, etnis adalah budaya, karakteristik kewarganegaraan, ras, agama dan bahasa (Santrock, 2003 : 289).
2. Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, etnis adalah sekelompok besar orang yang diidentifikasi memiliki kesamaan biologis dan tradisi (Webster, 1976 : 393).
Suku bangsa atau etnis adalah kumpulan besar ras, agama, serta kebudayaan. Mereka yang terkumpul karena persamaan biologis ataupun budaya dikatakan sebagai sebuah etnis.
Pengelompokkan Suku Bangsa
Dalam sosiologi, pada umumnya suku bangsa dapat dikelompokkan berdasarkan dua hal seperti di bawah ini:
a. Garis keturunan, garis keturunan menjadi faktor utama bagi suku bangsa. Dalam praktiknya dikenal tiga macam pendekatan garis keturunan yang biasa dilakukan, yaitu :
1) Garis keturunan ayah (patrilinial), ini banyak terjadi di dalam sukusuku yang terdapat di Indonesia suku Batak, Ambon, Timor dan yang lainnya.
2) Garis keturunan ibu (matrilineal), biasanya garis keturunan ibu terjadi di dalam suku Minangkabau di Sumatra Selatan.
3) Garis keturunan ayah dan ibu (parental/bilateral), garis keturunan ini dijalankan oleh suku Jawa.
b. Suku bangsa campuran, suku bangsa ini terjadi dengan adanya percampuran antar ras yang mendiami satu kawasan/wilayah tertentu. Contohnya: suku Peranakan yang merupakan percampuran antar ras Tionghoa dengan Melayu.
Ciri-Ciri Suku Bangsa
Adapun ciri-ciri dari suku bangsa, antara lain;
• Secara tertutup berkembang biak dalam kelompoknya.
• Memiliki nilai-nilai dasar yang terwujud dan tercermin dalam kebudayaan.
• Mewujudkan arena komunikasi dan interaksi.
• Mempunyai anggota yang mengenali dirinya serta dikenal oleh orang lain sebagai bagian dari satu kategori yang dibedakan dengan yang lain.
Etika seseorang yang menjadi bagian dari suku bangsa tertentu mengadakan interaksi, akan tampak adanya simbol-simbol atau karakter khusus yang digunakan untuk mengekspresikan perilakunya sesuai dengan karakteristik suku bangsanya.
Misalnya, ciri-ciri fisik atau rasial, gerakan-gerakan tubuh atau muka, ungkapan-ungkapan kebudayaan, nilai-nilai budaya serta keyakinan keagamaan.
Contoh Beberapa Suku Bangsa di Indonesia
1. Suku Banjar
Suku bangsa Banjar ialah penduduk asli yang mendiami sebagian besar wilayah propinsi Kalimantan selatan.
Suku Banjar adalah (Urang Banjar) adalah suku bangsa yang menempati wilayah alimantan selatan, serta sebagian Kalimantan Tengah dan sebagian Kalimantan Timur.
Suku Banjar berasal dari daerah Banjar yang merupakan pembaruan masyarakat beberapa daerah aliran sungai yaitu DAS Dahan, DAS Barito, DAS Martapura dan DAS Tabanio.
Suku Banjar merupakan penduduk asli sebagian wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam.
Pengkategorian atas berbagai sistem kepercayaan yang ada ini dalam masyarakat Banjar sebagian berdasarkan atas kesatuan-kesatuan sosial yang menganutnya.
2. Suku Jawa
Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 42% orang Jawa yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 28% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh.
Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat. Mayoritas orang Jawa menganut agama Islam (sekitar 95%).
Masyarakat muslim Jawa umumnya dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu kaum santri dan abangan. Kaum santri mengamalkan ajaran agama sesuai dengan syariat Islam, sedangkan kaum abangan walaupun menganut Islam namun dalam praktiknya masih terpengaruh Kejawen yang kuat.
3. Suku Madura
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Meraka berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean.
Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa biasanya disebut wilayah “tapal kuda”, dari Pasuruan sampai Utara Banyu Wangi.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja.
Padahal orang Madura itu adalah orang yang mudah menerima keadaan, berusaha mengalah, dan cenderung berprasangka baik pada orang lain.
Sikap yang Harus Dilakukan untuk Menghargai Perbedaan Suku Bangsa
Terdapat beberapa sikap yang dapat diterapkan untuk menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya yang ada di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat antara lain sebagai berikut:
1. Mengakui suku bangsa ayah dan ibu.
2. Tidak menjelek-jelekan, menghina, atau merendahkan suku bangsa yang lain.
3. Tidak membeda-bedakan asal suku bangsa dalam berteman.
4. Membentuk kelompok belajar tanpa memilih suku bangsa teman.
5. Menyapa tetangga yang berbeda suku bangsa ketika bertemu di jalan.
6. Membantu tetangga yang sedang mengalami kesulitan tanpa membeda-bedakan suku bangsanya.