Hadits merupakan sunah rasul yang dituliskan kembali, maka dari itu hadits memiliki fungsi dalam pemahaman Al-Qur’an.
Hadits tidak boleh ditafsirkan secara sembarangan, hanya orang ahli hadits yang memiliki ilmu pengetahuan tentang hadits yang bisa melakukannya.
Hadits ditulis oleh para ulama zaman dulu untuk mencatat tentang sunah rasul. Tentang kebenaran yang disampikan oleh Rasulullah SAW.
Hadits menurut bahasa adalah sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat.
Hadits dapat juga diartikan sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain.
Sedangkan, hadits menurut istilah merupakan hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir).
Secara bahasa, hadits artinya sesuatu yang baru, dekat, atau singkat. Mengutip buku Pengantar Studi Ilmu Hadits karya Syaikh Manna al-Qaththan, hadits juga bisa berarti sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain.
Agar lebih mengerti, berikut penjelasan tentang hadits lengkap dengan jenis, fungsi serta tingkatannya.
Jenis-jenis Hadits
Ada enam jenis dari hadits, baik mulai dari perkataan hingga perbuatan Rasulullah SAW. Antara lain sebagai berikut:
1. Hadits Qauli
Hadits qauli merupakan hadits yang mengandung isi tuntunan, petunjuk syara', peristiwa, dan kisah yang berkaitan dengan aspek akidah, syariat, maupun akhlak.
2. Hadits Fi'li
Hadits fi'li merupakan hadits yang mengandung isi berita tentang perbuatan Rasulullah SAW yang menjadi panutan perilaku para sahabat pada saat itu.
3. Hadits Taqriri
Hadits taqriri merupakan hadits yang mengandung isi sikap Rasulullah yang membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabatnya tanpa mengintervensi atau pun membenarkannya.
4. Hadits Hammi
Hadits hammi merupakan hadits yang mengandung isi yang berupa keinginan atau hasrat Rasulullah SAW yang belum terealisasikan, seperti halnya saat berpuasa tanggal 9 Asyura.
5. Hadits Ahwali
Hadits ahwali merupakan hadits yang pada dasarnya hadits tidak mencakup empat hadits sebelumnya. Hadits kategori ini biasanya menceritakan sifat dan kepribadian serta keadaan fisik Rasulullah SAW.
6. Hadits Qudsi
Hadits qudsi adalah hadits yang jabarkan oleh sejumlah ulama sebagai sesuatu yang diberitakan Allah SWT kepada Rasulullah SAW selain Al Quran yang isinya disusun oleh Rasulullah SAW.
Fungsi Hadits
Ada empat fungsi dari hadits, antara lain sebagai berikut:
1. Bayan at-Taqrir
Hadits Bayan at-Taqrir adalah hadits yang berfungsi untuk menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan dalam Al Quran.
2. Bayan at-Tafsir
Hadits Bayan at-Tafsir adalah hadits yang berfungsi memberikan rincian dan tafsiran terhadap ayat-ayat Al Quran yang masih mujmal, memberikan pesyaratan ayat-ayat yang masih mutlak, dan memberikan penentuan khusus ayat-ayat yang masih umum.
3. Bayan at-Tasyri
Hadits Bayan at-Tasyri adalah hadits yang mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak didapati dalam Al Quran.
4. Bayan an-Nasakh
Hadits Bayan an-Nasakh adalah adanya dalil syara' (yang dapat menghapuskan ketentuan yang telah ada) karena datangnya dalil berikutnya.
Tingkatan hadits
1. Hadits Shahih
Hadits shahih adalah hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas dan tidak lemah hafalannya, dalam sanad dan matannya tidak ada syadz dan illat.
2. Hadits Hasan
Hadits hasan adalah hadits yang hampir sama seperti hadits shahih, hanya bedanya adalah kualitas hafalan perawi hadits tidak sekuat dengan perawi yang ada dalam hadits shahih.
3. Hadits Dhaif
Hadits dhaif (lemah) adalah hadits yang tidak memenuhi satu poin kriteria dari hadits hasan. Dapat kita pahami bahwa hadits shahih adalah hadits yang paling tinggi kualitasnya. Derajat kedua adalah hadits hasan dan terakhir hadits yang paling lemah adalah hadits dhaif.