Pelajari tips dari alumni UQ untuk meraih beasiswa luar negeri. Dapatkan wawasan dan strategi sukses dari pengalaman mereka.
Lebih dari 50 sivitas Universitas Gadjah Mada (UGM) menghadiri sosialisasi dari University of Queensland (UQ), salah satu universitas ternama di Australia. Acara bertajuk Study Opportunities at the University of Queensland ini memberikan informasi tentang peluang studi di UQ, termasuk program beasiswa, kehidupan akademik, serta kesempatan riset dan karier bagi lulusan UQ.
Kolaborasi UGM dan UQ dalam Akademik dan Penelitian
Acara yang berlangsung di Perpustakaan UGM ini dibuka oleh Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt, Direktur Direktorat Kemitraan dan Relasi Global UGM. Sebagai alumni UQ, ia berbagi pengalaman studi di sana serta manfaat dari lingkungan akademik yang mendukung. "Saya sangat mengapresiasi inisiatif UQ dalam memperkenalkan berbagai peluang pendidikan kepada mahasiswa UGM," ujarnya.
Prof. Puji menekankan pentingnya kolaborasi antara UGM dan UQ dalam bidang akademik dan penelitian. Ia merasakan bagaimana pengalaman studi di UQ memberikan wawasan global, jaringan akademik yang luas, serta pengalaman riset yang luar biasa.
Program Beasiswa dan Kesempatan Riset di UQ
Nadia Sarah, Senior Principal Advisor South East Asia, memaparkan program unggulan di UQ, mulai dari jenjang sarjana hingga pascasarjana. Ia menjelaskan berbagai skema beasiswa yang dapat diakses mahasiswa internasional, termasuk mahasiswa Indonesia. "Skema beasiswa bagi mahasiswa Indonesia ada dari AAS, LPDP, dan BPI, bahkan ada kombinasi beasiswa LPDP plus AAS," ungkapnya.
Acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif bersama tiga alumni UQ yang kini berkarier di berbagai bidang. Darmawan D. Atmoko, Ph.D, yang bekerja di Kementerian Keuangan, menekankan pentingnya pendidikan berkualitas dalam mendukung karier dan kontribusi terhadap pembangunan Indonesia.
Darmawan, penerima beasiswa AAS, mengaku beasiswa tersebut memberikan banyak fasilitas. "Saya tidak hanya mendapatkan kesempatan akademik, tapi juga pengalaman yang memperkaya kehidupan, seperti jaringan global dan kemampuan berpikir kritis," tuturnya.
Ia memberikan tips sukses meraih beasiswa AAS, seperti memahami panduan resmi Australia Awards dan menentukan topik penelitian yang relevan dengan isu global dan Indonesia. "Berdiskusi dengan penerima beasiswa sebelumnya juga memberikan wawasan tambahan," pesannya.
Irna Nurhayati, Ph.D, staf pengajar di Fakultas Hukum UGM, berbagi tantangan dan pengalaman berharga selama studi di UQ. Menurutnya, studi di luar negeri bukan hanya tentang pendidikan formal, tetapi juga pengalaman hidup yang membentuk pribadi lebih mandiri dan berpikir kritis.
Irna mendapatkan beasiswa UQI dan UQRS selama di UQ. "Mulailah mengumpulkan dokumen jauh sebelum batas waktu pendaftaran, dan tulislah dengan jelas tujuan studi," ujarnya memberikan tips.
Irawan Jati, Ph.D, staf pengajar di Universitas Islam Indonesia (UII), adalah penerima beasiswa LPDP. Baginya, beasiswa LPDP adalah peluang emas untuk menempuh pendidikan tinggi tanpa hambatan finansial.
Dengan persiapan matang, pemenuhan dokumen lengkap, dan strategi tepat dalam seleksi, peluang mendapatkan beasiswa dan merasakan atmosfer perkuliahan internasional di UQ semakin besar. "Saat seleksi substansi, siapkan jawaban untuk pertanyaan wawancara," pungkasnya.