Strategi Pelindo dalam Mengurangi Biaya Logistik melalui Penurunan Port Stay
Peran Penting Pelabuhan dalam Konektivitas Maritim
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar, memiliki potensi besar untuk menjadi Poros Maritim Dunia. Industri maritim menjadi tulang punggung logistik domestik, sehingga ekosistem konektivitas terintegrasi sangat penting. Ekosistem ini mencakup operator pelabuhan, perusahaan logistik, dan industri perkapalan yang saling terkait, menciptakan sinergi untuk pertumbuhan ekonomi maritim berkelanjutan.
Arif Suhartono, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero), menekankan pentingnya pelabuhan dalam konektivitas maritim, mengingat 90% nilai ekspor impor Indonesia melalui laut. Pelindo berupaya menurunkan biaya logistik dengan mengurangi port stay, meningkatkan kualitas layanan setara standar global melalui transformasi layanan.
Transformasi dan Digitalisasi Pelabuhan
Transformasi pelabuhan membawa dampak signifikan bagi Pelindo, seperti efisiensi biaya operasional dan peningkatan kompetensi. Bagi pelanggan, manfaatnya berupa pengurangan port stay, optimalisasi berthing window, dan penghematan biaya sewa kapal. Secara luas, ini berkontribusi pada penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim.
Pelindo juga aktif dalam digitalisasi dan standarisasi sistem layanan operasional, mendukung Program Ekosistem Logistik Nasional. Dengan mengkonsolidasikan sistem terminal, Pelindo berkolaborasi dengan entitas lain, baik pemerintah maupun swasta, menciptakan value creation pasca-merger sebesar Rp 5,44 Triliun.
Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit dari UGM menyoroti pentingnya digitalisasi dan smart logistics dalam kebijakan pelabuhan. Tren global menunjukkan peningkatan skema KPBU dan penerapan regulasi pelabuhan hijau. Pelabuhan maju mengadopsi energi terbarukan dan teknologi seperti blockchain untuk transparansi rantai pasok.
Seminar di UGM bersama Pelindo menjadi platform knowledge sharing, meningkatkan efisiensi, inovasi, dan kolaborasi lintas pelaku usaha. Pertukaran pengalaman dan best practice diharapkan meningkatkan daya saing dan memperkokoh ekosistem maritim.
Prof. Sari Wahyuni dari Universitas Indonesia menekankan strategi pelabuhan berkelanjutan mencakup aspek ekonomi, sosial, lingkungan, kemitraan, dan perdamaian. Aspek ekonomi fokus pada daya saing tanpa menguras sumber daya alam, sementara aspek sosial berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat sekitar pelabuhan.
Aspek lingkungan melibatkan reduksi sampah, pelestarian ekosistem, dan praktik ramah lingkungan. Kemitraan melibatkan pemangku kepentingan untuk mengurangi dampak lingkungan. Stabilitas politik di Indonesia penting untuk memastikan kelancaran operasi pelabuhan dan rantai pasokan.