Pelajari strategi membangun pariwisata pedesaan dari Dirut Badan Otorita Borobudur untuk meningkatkan ekonomi lokal.
Potensi Pariwisata Pedesaan dalam Ekonomi Lokal
Pariwisata pedesaan, atau yang dikenal sebagai rural tourism, memiliki potensi besar dalam menggerakkan roda ekonomi lokal. Dengan memanfaatkan kekayaan alam dan budaya masyarakat setempat, desa-desa dapat menjadi destinasi wisata yang menarik. Namun, kontribusi pariwisata terhadap PDB Indonesia yang mencapai 4,2% pada tahun 2022 masih didominasi oleh daerah perkotaan. Padahal, pengembangan desa wisata secara berkelanjutan dapat memberdayakan masyarakat melalui peningkatan lapangan kerja, penguatan UMKM lokal, serta pelestarian budaya dan keanekaragaman hayati.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin, dalam acara Ramadan Public Lecture di Masjid Kampus UGM. Dengan tema 'Rural Tourism: Memfungsikan Pariwisata sebagai Katalisator Pembangunan Ekonomi Lokal', Agustin menyoroti potensi desa yang memiliki sumber daya alam dan budaya yang melimpah. Dari keindahan lanskap hingga atraksi budaya, semuanya dapat dijadikan daya tarik wisata ekowisata.
Strategi Pengembangan Pariwisata Pedesaan
Agustin menekankan pentingnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lokal secara berkelanjutan, seperti penerapan prinsip ekowisata untuk menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, penguatan ekonomi lokal melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) serta peningkatan kualitas layanan wisata juga sangat diperlukan. “Diperlukan adanya pelatihan bagi pelaku wisata mengenai standar pelayanan dan keramahan wisata,” ujarnya.
Ia juga memaparkan beberapa strategi pengembangan rural tourism secara berkelanjutan. Pertama, penguatan kapasitas masyarakat lokal dengan pelatihan keterampilan dalam bidang hospitality, pemanduan wisata, dan kuliner. Kedua, pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat dengan membangun kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk mengelola destinasi secara kolektif. Ketiga, mengadakan festival dan event budaya tahunan seperti festival seni, tari, atau kuliner khas daerah untuk menarik wisatawan.
“Terakhir, mengoptimalkan media digital dengan memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk promosi desa wisata,” terangnya. Menurut Agustin, pengembangan pariwisata pedesaan berpotensi mendorong pembangunan ekonomi lokal. Dengan pendekatan berkelanjutan dan berbasis komunitas, sektor ini dapat menciptakan manfaat ekonomi yang luas bagi masyarakat desa.
Studi kasus dari Desa Wisata Karangrejo di Kabupaten Magelang menunjukkan bagaimana pariwisata dapat mengubah struktur ekonomi lokal, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat daya saing desa di tingkat nasional maupun internasional. “Di sini terbukti, pemerintah dan masyarakat berkolaborasi dalam mengembangkan kebijakan dan inovasi yang mendukung pertumbuhan rural tourism secara berkelanjutan,” paparnya.
Agustin menyebutkan beberapa potensi pariwisata yang bisa dikembangkan di wilayah pedesaan, seperti keunikan adat dan tradisi, tarian tradisional, dan kerajinan tangan yang mencerminkan kearifan lokal. Kuliner khas dan makanan tradisional juga dapat menjadi daya tarik wisatawan. Selain itu, situs sejarah, bangunan bersejarah, candi, atau tempat bersejarah lainnya juga memiliki daya tarik tersendiri.
Di sisi lain, kearifan lokal, keterampilan pengrajin lokal dalam bentuk kerajinan, produk-produk khas seperti anyaman, batik, ukiran, dan lainnya memiliki nilai jual tinggi. Kearifan lokal dalam bentuk praktik pertanian atau perikanan tradisional juga dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata edukatif. Namun, yang tidak kalah penting, ia berpesan agar pemandu wisata berbasis masyarakat lokal memiliki pengetahuan mendalam tentang daerahnya.