Pavel Durov, CEO Telegram, ditangkap di Prancis karena tuduhan gagal moderasi konten kriminal. Ini menyoroti tantangan besar dalam pengelolaan platform digital.
Daftar Isi
- Penangkapan Pavel Durov
- Tuduhan yang Dihadapi
- Respon Telegram
- Implikasi untuk Platform Digital
- Tentang Telegram
Penangkapan Pavel Durov
Pavel Durov, CEO dan pendiri aplikasi perpesanan terenkripsi Telegram, ditangkap oleh pihak berwenang Prancis pada malam Sabtu, 24 Agustus. Penangkapan ini terjadi di Bandara Le Bourget setelah Durov mendarat dengan jet pribadi. Ia ditangkap oleh agen Gendarmerie Transportasi Udara Prancis dan beberapa unit lainnya.
Tuduhan yang Dihadapi
Durov dituduh tidak berhasil dalam memoderasi konten kriminal di platformnya, termasuk bersekongkol dengan terorisme, penipuan, pencucian uang, dan kejahatan terhadap anak-anak. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa ia tidak bekerja sama dengan penegak hukum dalam menangani masalah ini.
Respon Telegram
Menanggapi penangkapan ini, Telegram menyatakan bahwa mereka mematuhi undang-undang Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital. Mereka menegaskan bahwa Durov tidak menyembunyikan informasi dan bahwa tidak adil untuk menyalahkan pemilik platform atas tindakan pengguna.
Implikasi untuk Platform Digital
Kasus ini menimbulkan pertanyaan serius tentang tanggung jawab pemilik platform digital. Jika pendiri dapat ditangkap karena tindakan pengguna, ini bisa menjadi preseden berbahaya bagi tokoh-tokoh besar seperti Elon Musk dan Mark Zuckerberg.
Tentang Telegram
Telegram diluncurkan pada tahun 2013 dan kini memiliki sekitar 900 juta pengguna di seluruh dunia. Aplikasi ini dikenal dengan fitur enkripsi yang kuat, yang membuat pesan tidak dapat dipantau atau disadap.