Edukasi

Dampak Efisiensi Anggaran pada Pelestarian Naskah Kuno

Efisiensi Anggaran dan Tantangan Pelestarian

Pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi anggaran yang berdampak pada berbagai sektor, termasuk pelestarian naskah kuno. Perpusnas hanya mampu melestarikan 2.165 dari target 10.300 naskah kuno. Ini menunjukkan bahwa pemotongan anggaran menghambat upaya pelestarian yang memerlukan dana besar.

Selain anggaran, pelestarian naskah kuno menghadapi tantangan lain, seperti maraknya jual beli naskah kuno dan minimnya ahli filologi lokal. Pakar Kearsipan UGM, Waluyo, menekankan bahwa pelestarian naskah kuno memerlukan sumber daya yang signifikan, mulai dari pendataan hingga alih media.

Peran Pemerintah dan Kesadaran Kolektif

Sebelum efisiensi anggaran, perhatian pemerintah terhadap pelestarian naskah kuno sudah kurang memadai. Banyak naskah kuno tersebar dan dimiliki individu tanpa tercatat. Minimnya ahli filologi menjadi tantangan besar bagi pemerintah untuk mendidik lebih banyak akademisi.

Proses pengalihan media naskah kuno memakan biaya besar. Bahkan, pengembalian naskah yang sudah dialih mediakan memerlukan donasi masyarakat. Hal ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab kolektif dalam melestarikan naskah kuno, meski Perpusnas memiliki tanggung jawab sesuai peraturan.

Waluyo menyoroti pentingnya rekam informasi dalam naskah kuno sebagai bukti aktivitas masa lalu. Pelestarian naskah kuno bertujuan agar generasi mendatang tidak melupakan sejarahnya dan menjadikannya pembelajaran.

Permasalahan lain adalah jual beli naskah kuno yang menghambat pelestarian. Pemerintah harus berperan aktif dalam mendampingi pemilik naskah dan mengawasi praktik jual beli ilegal.

Pelestarian naskah kuno seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya Perpusnas. Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat sangat diperlukan agar pelestarian ini berkelanjutan.

Waluyo mengingatkan bahwa peradaban bangsa ditentukan oleh rekam jejak intelektual dari naskah kuno. Mengutip Sarmidji, 'save what can be saved', naskah kuno adalah dokumentasi budaya berharga yang tidak bisa dinilai hanya dengan anggaran.

Pelestarian naskah kuno harus menjadi kebutuhan, sebagai bentuk dedikasi kita terhadap dokumen penting sejarah bangsa. Menyelamatkan naskah kuno menunjukkan kebesaran dan kemajuan peradaban kita.