Edukasi

DeepSeek Diblokir Banyak Negara: Kedaulatan Digital dan Keamanan Data

DeepSeek dan Kedaulatan Digital

DeepSeek, aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan dari China, kini menghadapi penolakan dari berbagai negara. Amerika Serikat, Australia, Irlandia, Italia, Taiwan, Korea Selatan, dan India memutuskan untuk memblokir aplikasi ini. Alasan utama di balik pemblokiran ini adalah kekhawatiran terkait keamanan data yang dikumpulkan oleh DeepSeek. Iradat Wirid, peneliti dari Center for Digital Society (CfDS) UGM, menilai bahwa langkah ini adalah bentuk proteksi yang wajar. Menurutnya, setiap negara memiliki kedaulatan digital yang harus dijaga.

Beberapa negara yang menolak DeepSeek belum sepenuhnya memblokir aplikasi ini di masyarakat umum, melainkan hanya di lingkup pemerintahan. Ini adalah langkah awal untuk memberikan sinyal bahwa DeepSeek perlu diawasi dengan ketat, terutama terkait transparansi penggunaan data.

Pentingnya Literasi Digital

Di Indonesia, belum ada laporan serius terkait DeepSeek. Namun, pemerintah harus tetap waspada dan berpegang pada undang-undang seperti UU ITE, PDP, dan Perpres Keamanan Siber. Jika ada kebijakan privasi dari DeepSeek yang merugikan, seperti potensi kebocoran data rahasia negara atau data pribadi masyarakat, tindakan tegas harus diambil.

Menurut Iradat, masalah utama di Indonesia adalah literasi digital yang masih rendah. Banyak masyarakat yang tergiur dengan penawaran 'gratis' tanpa mempertimbangkan konsekuensi seperti pengumpulan data yang bermasalah. Masyarakat perlu lebih waspada dan memahami risiko dari penggunaan aplikasi semacam DeepSeek.

Selama DeepSeek masih dapat diakses, berarti pemerintah belum menganggapnya sebagai pelanggar regulasi. Namun, masyarakat disarankan untuk terus mengikuti berita terkait aplikasi ini. Jika ragu, lebih baik tidak menggunakannya.

Untuk mencegah risiko, Iradat menyarankan penggunaan email baru saat mendaftar di aplikasi yang diragukan kebijakan privasinya. Selain itu, hindari membagikan data pribadi di aplikasi atau media sosial yang sering digunakan, karena data tersebut rentan disalahgunakan.