Pindad, produsen senjata terkemuka Indonesia, baru saja memperkenalkan dua inovasi senjata anti-drone di Ibu Kota Nusantara (IKN). Senjata ini, yang dikenal sebagai Senjata Pelumpuh Senyap seri 1 (SPS-1) dan Maung MV3 Mobile Jammer, dirancang untuk mengatasi ancaman dari drone ilegal. Peluncuran ini bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-79, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Sigit P. Santosa, menyatakan bahwa kedua senjata ini tidak hanya memperkuat keamanan IKN tetapi juga menunjukkan kemampuan teknologi dalam negeri untuk menghadapi tantangan modern.
Dalam berita lain, International Business Machine Corporation (IBM) mengungkapkan bahwa adopsi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala. Menurut studi terbaru, kesenjangan keterampilan digital dan infrastruktur yang kurang memadai menjadi penghalang utama bagi banyak organisasi yang ingin menerapkan AI dalam bisnis mereka.
Catherine Lian, General Manager IBM Asia Tenggara, menekankan pentingnya keselarasan antara penggunaan AI dan tujuan bisnis agar tidak menjadi 'gajah putih' yang tidak menguntungkan.
Di tengah perayaan HUT ke-79 RI, petani dari Pegunungan Kendeng menyuarakan kritik terhadap pembangunan IKN yang dianggap merampas ruang hidup mereka. Dalam upacara yang diadakan di Desa Brati, Kabupaten Pati, mereka mengekspresikan ketidakpuasan terhadap keberadaan pabrik semen yang merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Bambang, salah satu perwakilan petani, menyatakan bahwa perjuangan mereka melawan pembangunan yang merugikan harus terus dilakukan, dan mereka bertekad untuk memperjuangkan hak-hak mereka.