Seekor ular piton dan seekor ular king kobra duel satu lawan satu di tepi sungai. Dua ekor ular ini sama-sama menjemput kematian. Piton hilang nyawa digigit kobra di bagian kepala, sedang kobra juga mati akibat dililit.
Dua bangkai ular ini didapati oleh Si Gundul, petualang yang populer di acata televisi berjudul 'Jejak Si Gundul' sejak tahun 2007. Ia dikenal oleh khalayak ramai karena sosoknya sangat ikonik dengan logat Jawa yang kental, hobi memasak di alam terbuka, dan tentu saja kepala gundulnya. Penemuan dua ular itu yang sama-sama mati usai duel itu ia unggah di akun Facebook pribadi yang bernama Heru Gundul Jejak si Gundul.
Awal mula, ia sedang menjelajah hutan. Lalu, seorang bapak-bapak melaporkan padanya kalau ada dua ekor ular yang saling membelit satu sama lain di tepi sungai. Setelah didekati, rupanya itu adalah ular king kobra dan piton yang keduanya sudah sama-sama KO alias mati. Mendapati bangkai ular itu, Si Gundul, malah berpikir untuk mengolah ular King Kobra menjadi makanan.
"King Cobra vs Retic, keduanya ko, enak nya di apain ya", ujar Si Gundul di kolom keteragan.
Tak berselang lama, warganet yg menyaksikan video itu pun langsung berlomba-lomba meramaikan kolom komentar dengan mengusulkan ide masakan yang enak kepada si Gundul.
"Jos gandos dirica pedes mas gundul😂", ujar @Terry Yuly di kolom komentar.
"Bang enaknya di jadiin gulai bang heru", kata akun @Zęņ mengusulkan ide.
"Dibikin SOP opor dul", imbuh @Hosiien Insprd.
Karena piton mati akibat bisa (racun) king kobra, maka Si Gundul bersama rekannya hanya bisa mengolah daging king kobra saja dari bagian leher sampai ekornya. Pasalnya, Si Gundul khawatir misalkan ia memilih untuk memasak daging piton, maka bisa (racun) king kobra yang tadi disuntikkan dan membunuh piton masih melekat pada daging piton dan malah berujung membahayakan Si Gundul yang akan memakannya. Sebaliknya, bisa king kobra itu hanya ada di bagian kepala king kobra, maka jika Si Gundul memasak tubuh king kobra dari leher sampai ekor, maka Si Gundul akan baik-baik saja.
Melansir dari lama Kompas.com, meski tidak semua orang doyan memakan daging ular, rupanya dalam beberapa budaya di Asia, ular kobra dinilai mampu menjadi jawaban dari berbagai penyakit. Konon, ular kobra ini disebut bermanfaat untuk mengobati penyakit kulit, mulai dari eksim, kudis, panu, hingga kurap. Agar manfaatnya lebih terasa, beberapa orang mengolah daging, darah, empedu, dan sumsum ular kobra menjadi bentuk kapsul, minyak, ataupun salep. Sebuah penelitian mengungkap bahwa ekstrak daging kobra punya indikasi sebagai obat antialergi atau antigatal.
Dari segi nilai gizi, laman Sehatq.com menyebut bahwa daging ular kaya akan nutrisi dan mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, garam, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin B2. Daging ular mengandung sekitar 93 kalori per 100 gram, tergantung jenis ularnya. Hal ini kira-kira sama dengan setengah kalori dan sepertiga jumlah lemak daging sapi sirloin.
Selain itu, untuk ular jenis kobra, nilai gizinya bahkan jauh lebih banyak daripada kadal. Uji klinis menyatakan bahwa kandungan protein kobra (18,45%) jauh lebih banyak daripada kadal (16,65%). Begitupun dengan nilai gizi lainnya seperti lemak, kalsium, dan fosfor yang jauh lebih banyak dibandingkan hewan ternak seperti sapi, kambing, dan lain-lain. Meskipun kaya akan nilai gizi, faktanya tidak semua orang doyan dengan daging hewan yang satu ini.