Tren gaya berpakaian yang terus berganti dalam waktu singkat telah membuat produksi industri tekstil melonjak hebat. Hal itu kemudian memicu para konsumen untuk membeli pakaian, sepatu, atau tas baru agar tidak ketinggalan tren, padahal barang tersebut belum tentu dibutuhkan.
Kini, fenomena itu biasa disebut dengan istilah 'fast fashion', di mana produksi pakaian, sepatu, dan tas menjadi sangat banyak dalam waktu yang singkat. Akhirnya, fast fashion itu membuat para konsumen disuguhi dengan produk baru terus-menerus, apalagi dengan mudahnya akses media sosial dan toko online yang kini berkembang.
Sebelum berbicara lebih jauh, tentu ada satu pertanyaan besar yang mengganjal di benak, yaitu seperti apa produk fast fashion itu? Jadi, ciri dari produk fast fashion itu adalah adanya banyak model yang selalu mengikuti tren terbaru dan berganti dalam waktu singkat. Selain itu, biasanya produk fast fashion itu diproduksi di negara Asia dan negara berkembang, dimana pekerja digaji dengan sangat murah tanpa ada jaminan keselamatan kerja dan upah yang layak, salah satunya di Indonesia. Bahan baku yang digunakan juga kurang berkualitas sehingga produknya tidak awet.
Dilansir dari laman Kejarmimpi.id, produksi fashion di dunia meningkat dua kali lipat sejak tahun 2000 dan rata-rata konsumen membeli produk fashion meningkat 60% tiap tahunnya. Bedanya dengan perilaku konsumen 15 tahun yang lalu, konsumen zaman sekarang cenderung tidak menggunakan dan menyimpan pakaian tersebut dalam waktu yang lama, sehingga di negara maju sudah menjadi hal yang biasa untuk membuang baju, sepatu atau tas bekas yang akhirnya menumpuk di tempat pembuangan sampah.
Bukti nyata banyak orang di negara maju yang membuang produk fashion bekas di tempat pembuangan dapat dilihat dalam video singkat unggahan @customkickswrld belum lama ini. Dari video itu, warganet diajak untuk menyaksikan betapa menggiurkannya produk fashion bekas yang dibuang hingga menggunung itu. Mulai dari tas, sepatu, hingga baju, semuanya lengkap tersedia di gunungan sampah fast fashion yang terlihat dalam video.
Menariknya, produk fashion yang dibuang itu masih memiliki kondisi yang sangat baik hingga mampu membagi warganet menjadi dua kubu, yaitu kubu yang tergiur hingga memunculkan jiwa "pemulungnyaā€¯ untuk mengambil banyak produk dari gunungan itu dan kubu yang menganggap produk bekas dalam video itu tetaplah sampah.
"Inpo maseh, mau ke situ," komentar warganet Indonesia di balik akun @ardiyanto8382 yang tak mau ketinggalan meskipun video itu direkam dari luar negeri.
"Whoever has done that, just remember that it is preferable to provide this help to countries with people who need it instead of throwing them on property or land in which it will only serve to further contaminate our planet! [Siapa pun yang telah melakukan itu (membuang produk yang masih bagus), ingatlah bahwa lebih baik memberikan bantuan (barang bekas) ini kepada negara-negara dengan orang-orang yang membutuhkannya daripada membuangnya ke tanah yang hanya akan mencemari planet kita lebih lanjut!]," komentar akun @fdezsilvy_.