Bagian terbaik saat memesan dari layanan pengiriman makanan adalah waktu menerima makanan. Tetapi bagaimana jika, alih-alih menerima makanan, kamu mendapat panggilan telepon tanpa suara dari sang pengantar?
Peristiwa ini terjadi di Malaysia. Di mana seorang driver grabfood penyandang disabilitas berusaha sangat keras untuk mengantarkan pesanan makanan.
Bonda Nor membuka halaman Facebook-nya untuk mengingat bagaimana pengendara GrabFood-nya telah meneleponnya beberapa kali tetapi tidak mengatakan sepatah kata pun saat dia menunggu pesanan makanannya yang terlambat datang. Namun, setelah memeriksa sistem obrolan dalam aplikasi, dia menemukan bahwa pengendara itu dinonaktifkan (tuli dan memiliki cacat bicara), dan tidak dapat menemukan rumahnya.
"Saya menginginkan Yong Tau Fu. Saya segera memesan di GrabFood. Saya mengikuti sistem, ada pengendara yang ditugaskan dan makanan seharusnya tiba jam 18.15 sore tetapi sampai jam 18.45 sore, makanan masih belum sampai. Saya menjadi marah karena saya tidak suka membuka pintu rumah ketika mendekati Maghrib," tulis Bonda Nor yang dikutip dari worldofbuzz.com.
"Di antara pukul 18.15 sampai 18.45, saya menerima banyak panggilan dari nomor yang sama. Saya biasa tidak menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal tetapi karena saya menunggu pengendara GrabFood datang, saya mengangkatnya karena saya khawatir dia tidak dapat menemukan rumah saya," ujarnya.
Akan tetapi, setiap kali dia menerima panggilan, dia hanya menerima keheningan.
"Angkat, diam. Lima menit kemudian, dia menelepon lagi. Aku mengangkatnya, diam. Ini terjadi berkali-kali. Saya semakin marah. Apakah driver sedang bermain-main?" katanya.
"Sudah lewat jam 7 malam, dan saya baru terpikir untuk memeriksa pesan di aplikasi Grab. Ya Allah, saya langsung mulai menangis. Ternyata pengendara itu tuli dan memiliki disabilitas bicara. Ternyata dia mengirimi saya pesan berkali-kali, menanyakan lokasi saya. Tapi saya tidak memeriksa kotak masuk, saya tidak membacanya, saya tidak tahu situasinya," tambahnya.
Driver tersebut menelepon dengan maksud meminta Bonda memeriksa kotak masuknya karena dia tidak bisa berbicara.
"Selama hampir satu jam, dia berputar-putar mencari lokasi saya untuk mengirimi saya makanan yang saya inginkan. Langit semakin gelap dan dia masih belum tahu ke mana harus mengirim pesanan. Tapi, dia masih menunggu dan mencoba".
"Meski ongkos kirimnya tidak seberapa, hanya RM 3 atau (Sekitar Rp 10 ribu) tapi dia tetap memaksa diri demi mendapatkan penghasilan. Saya menangis! Saya merasa sangat bersalah," ujar Bonda Nor.
Setelah menerima pesanannya, dia berhasil memberi pengendara tip dengan opsi tip tertinggi pada aplikasi. sebesar RM 10 atau setara dengan Rp 35 ribu.
Grab telah meluncurkan inisiatif yang disebut GrabForGood, pada tahun 2018 lalu, dengan tujuan memberdayakan komunitas tuna rungu melalui platform mereka dengan memberikan peluang pendapatan, meminimalkan hambatan komunikasi, dan meningkatkan aplikasi mereka untuk mendukung pengemudi penyandang disabilitas dengan lebih baik.
Salah satu metode yang diterapkan untuk membantu meningkatkan komunikasi antara pelanggan dan penyandang disabilitas adalah sistem GrabChat Otomatis.
Dengan sekitar 500 orang Malaysia dengan latar belakang berbeda yang mendapatkan mata pencaharian di bawah platform Grab, Grab terus berkolaborasi dengan organisasi dan individu yang memiliki kemampuan berbeda.
Jadi mari kita perhatikan saudara-saudari kita yang penyandang disabilitas agar mendapatkan kesempatan bekerja keras untuk menyampaikan makanan yang dinginkan kepada kita. Bagaimanapun, setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk mencari nafkah.