Pemerintah diminta memperkuat aspek preventif dan promotif dalam peningkatan kapasitas 66 RSUD.
Pemerintah berencana meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di 66 RSUD di daerah terpencil dari Tipe D ke Tipe C. Langkah ini bertujuan untuk memastikan layanan kesehatan yang lebih merata dan berkualitas. Namun, peningkatan kapasitas rumah sakit saja tidak cukup. Dosen Manajemen dan Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada, Pradhikna Yunik Nurhayati, S.I.P, MPA, menyoroti pentingnya memperkuat aspek preventif dan promotif dalam layanan kesehatan.
Aspek Ketersediaan dan Aksesibilitas
Yunik menekankan tiga hal penting dalam meningkatkan layanan kesehatan publik. Pertama, ketersediaan sarana dan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, tenaga medis, dan obat-obatan. Kurangnya tenaga medis bukan hanya karena minimnya SDM, tetapi juga kondisi fasilitas yang belum memadai. Kedua, aksesibilitas, memastikan fasilitas dan layanan dapat dijangkau masyarakat. Ketiga, affordability, artinya masyarakat mampu membayar layanan tersebut. Strategi ini bisa dilakukan melalui skema jaminan kesehatan seperti BPJS atau asuransi jiwa.
Yunik juga menyoroti pentingnya political will yang kuat dari kepala daerah atau pemegang kewenangan untuk mengambil keputusan. Proses pengambilan kebijakan perlu melibatkan pengkajian ilmiah dan komitmen politik. Ia mengapresiasi upaya pemerintah untuk mengedepankan akses layanan fasilitas kesehatan, namun menekankan bahwa upaya ini tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan partisipasi dari berbagai pihak, termasuk swasta.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Yunik memandang kesehatan sebagai isu kompleks yang memerlukan dorongan agenda lain yang memprioritaskan isu kesehatan. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sebagai kebiasaan sehari-hari. Edukasi masyarakat tentang kebiasaan sehat sangat penting, terlepas dari kemampuan ekonomi. Perilaku hidup sehat bisa tercermin dari lingkungan bersih dan sehat, yang perlu diupayakan secara kolektif oleh masyarakat.
Menjaga pola makan juga penting. Gizi seimbang tidak harus mahal. Buah, sayuran, umbi-umbian, dan olahan kedelai adalah opsi terjangkau dengan kandungan gizi baik. Menjaga kesehatan tidak hanya kuratif, tetapi juga preventif dan promotif. Mencegah lebih baik daripada mengobati, karena biaya kesehatan akan jauh lebih mahal jika penyakit semakin parah.
Untuk mendorong program preventif dan promotif, diperlukan kolaborasi lintas sektor yang kuat. Pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor kesehatan perlu melibatkan lebih banyak pihak guna memperkuat komitmen terhadap peningkatan kualitas kehidupan masyarakat melalui kesehatan.