Setiap bulan Mei bagi bangsa Indonesia mempunyai arti sejarah tersendiri, selain tanggal 2 Mei kita peringati Hari Pendidikan Nasional ada moment istimewa pada bulan Mei yaitu Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Dimulai tanggal 20 Mei 1908 sebagai tonggak bangkitnya nasionalisme Indonesia untuk melawan penjajahan di Hindia Belanda pada masa itu.
Dalam perkembangannya ada 5 (lima) tahapan nasionalisme di Indonesia yakni masa perintis (sebelum tahun 1908), masa penegas (tahun 1928), masa pencoba (tahun 1938), masa pendobrak (1945) dan masa pelaksana (1945 sampai dengan sekarang).
Kebangkitan Nasional ditandai dengan lahirnya Organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Dr. Soetomo, organisasi sosial intelektual ini menyatukan semangat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Cita-cita ingin merdeka akhirnya terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini menjadi bukti bahwa kemerdekaan suatu bangsa diwujudkan dengan persatuan dan kesatuan bangsa itu sendiri.
Pengertian Kebangkitan Nasional
Kebangkitan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama masa penjajahan.
Dalam masa ini muncul sekelompok masyarakat Indonesia yang menginginkan adanya perubahan karena penindasan dan penjajahan.
Kebangkitan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo. Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi sosial pertamadi Indonesia, Budi Utomo.
Tanggal kelahiran Budi Utomo dianggap sebagai mulainya kebangkitan nasionalkarena menggunakan strategi perjuangan yang baru dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya.
Tokoh-Tokoh
Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :
1. Sutomo
2. Ir. Soekarno
3. Dr. Tjipto Mangunkusumo
4. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
5. dr. Douwes Dekker
Faktor Pendorong Kebangkitan Nasional
Secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal, yaitu;
(1) Penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan;
(2) Kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit; dan
(3) Munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.
Sedangkan faktor eksternal yang mendorong kebangkitan nasional adalah;
(1) Timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme;
(2) Munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan Gandhisme; dan
(3) Kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.
Arti Penting Kebangkitan Nasional
Dalam Perjuangan Meraih Kemerdekaan Lahirnya Budi Utomo membangkitkan semangat kebangsaan atau nasionalisme bangsa Indonesia pada masa tahun 1908.
Pemerintah kolonial Belanda mengomentari lahirnya Budi Utomo sebagai “Puteri cantik yang tidur nyenyak telah bangun” (Des schoone slaapster is ontwaakt).
Puluhan tahun kemudian, pahlawan Proklamator Drs. Moh. Hatta menyebut kelahiran Budi Utomo sebagai “kecambah semangat kebangsaan nasional”.
Setelah lahirnya Budi Utomo bermunculan organisasi dan perkumpulan-perkumpulan yang bergerak di berbagai bidang. Bidang agama, ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan sebagainya.
Diantaranya ialah Sarekat Islam (SI) dan Indische Partij (IP). Sarekat Islam (SI) begerak dalam bidang ekonomi dan perdagangan didirikan oleh H.O.S Tjokroaminoto pada tahun 1911.
Indische Partij (IP) didirikan tahun 1912 oleh “Tiga Serangkai” yaitu Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (terkenal dengan nama Ki Hajar Dewantara).
Sejak kelahirannya Indische Partij (IP) bergerak dalam bidang politik yang dengan tegas menyatakan bahwa tujuannya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yaitu “mempersiapkan untuk kehidupan bangsa yang merdeka”.
Berikutnya atas pengaruh paham Marxisme yang datang dari luar negeri lahir pula Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1920 dengan ketuanya Semaoen dan Darsono sebagai wakil ketua.
Pada tahun 1922 berdiri pula Perhimpunan Indonesia (PI) yaitu perkumpulan mahasiswa Indonesia yang berada di Negeri Belanda.
Tujuan mereka tegas yaitu “Kemerdekaan Indonesia”. kebangsaan dalam proses sejarah pergerakan nasional mencapai kemerdekaan Indonesia.
Kebangkitan Nasional memiliki arti yang sangat penting dalam perjuangan meraih cita-cita Indonesia merdeka. Perjuangan melawan penjajahan memang sudah dilakukan sejak kedatangan bangsa asing di Indonesia.
Namun perjuangan sebelum tahun 1908 masih kedaerahan, belum bersifat nasional dengan persatuan dan kesatuan yang kuat. Terlebih dengan politik devide et impera (politik adu domba) yang diterapkan oleh Belanda, mengakibatkan perjuangan bangsa Indonesia selalu gagal meraih kemerdekaan.
Dengan bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan yang kuat dari segenap bangsa Indonesia, akhirnya penjajah dapat diusir dari bumi Indonesia dan bangsa kita menjadi bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia (PNI) oleh Ir. Sukarno, Dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Sartono, S.H., Budiarto, S.H., serta Dr. Samsi. Program-program PNI antara lain sebagai berikut:
1. Dalam bidang politik, tujuannya jelas yaitu “Mencapai Indonesia Merdeka”
2. Dalam bidang ekonomi, disebutkan “Berusaha mencapai perekonomian nasional”
3. Dalam bidang sosial, yaitu “Memajukan pelajaran nasional”