Nurul Hasanah, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) yang kisahnya ramai diperbincangkan di media sosial karena harus menempuh 1,5 jam untuk mengumpulkan tugas ke rumah dosennya mendapat hadiah dari Rektor USU. Nurul mendapat hadiah berupa sepeda motor.
"Mahasiswi yang membiayai sendiri kuliahnya itu, telah menyelesaikan studinya di USU dengan nilai memuaskan. "(Saya) Mendapatkan nilai sangat memuaskan kata penguji, Alhamdulillah," ucap Nurul kepada wartawan yang dikutip dari akun instagram @anakusu.
Usai menjalani sidang skripsi, Nurul ditemui Rektor USU, Muryanto Amin, dan diberikan sebuah sepeda motor sebagai apresiasi kepada Nurul. Kata rektor, sepeda motor itu merupakan hadiah untuk Nurul yang kisahnya menginspirasi di media sosial.
"Sehingga ada seorang tergerak memberikan bantuan, hamba Allah. Digerakkan Allah memberikan bantuan," ujar Muryanto.
Sebelumnya diberitakan tentang kisah perjuangan seorang mahasiswi tersebut. Mahasiswi bernama Nurul rela mengayuh sepedanya selama 1,5 jam demi mengantarkan tugas kuliah kepada dosennya.
Kisah ini dibagikan oleh akun instagram @anakusu dan kemudian viral. Dalam keterangannya, akun @anakusu mengutip status Dosen Komunikasi FISIP USU Bapak Syafruddin Pohan dengan judul 'MAAFKAN BAPAK NAK'
Berikut kisah haru tersebut:
"Copas dari status Dosen Komunikasi FISIP USU Bapak Syafruddin Pohan 'MAAFKAN BAPAK NAK...'
"Pak, maaf sy berteduh dulu ...", begitu Nurul mengabarkan via WA. Berteduh? Ya, dia sebenarnya berteduh tdk jauh dari kediaman sy. Padahal sore itu cuaca bagus, tdk sedang turun hujan. Nurul sedianya mau menyerahkan tugas mata kuliah siang tadi di kps Selasa 19/01/21. Sebenarnya sy menunggu dia di kampus, tunggu punya tunggu dia blm dtg juga. Jadi, ya saya putuskan utk pulang ke rmh.
Pas sdh di luar kampus USU, dia WA sy, minta maaf, krn katanya di rental pengetikan dan penjilidan mati lampu. Wah ini modus, pikir sy lamat-lamat. Sering model spt ini terjadi di kalangan mhs, beraneka macam dalih kepada dosennya. Dia kembali me-WA, katanya dia mau mengantarkan tugasnya ke rmh sy. Biasanya, orang zaman now minta alamat agak canggihan, mrk minta kirim "serlok" (share location). Tapi Nurul minta alamat saja, bukan "serlok".
Sy tunggu setengah jam Nurul blm dtg juga. Lantas saya msk kamar, rebahan krn badan letih seharian di kps. Saya tidur terlelap, sampai akhirnya istri bilang ada mhs dtg. Sungguh mata masih terpejam, tapi sayup terdengar. " Ayah, bangunlah jumpai sebentar. Ada mhsnya nunggu, dia naik sepeda...", kata istri saya.
Dgn gerakan refleks, saya bangkit dari tpt tidur dan melongok ke luar, benar ternyata Nurul yg dtg dgn menuntun sepedanya. Gerbang saya buka dan memintanya utk msk ke rmh.
Nurul tinggal di Tembung, sekitar 1,5 jam baru sampai ke rmh saya. Nurul cerita, sejak kelas empat Sekolah Dasar (SD), dia sdh menjadi anak yatim. Ayahnya meninggal krn penyakit diabetes. Beberapa tahun berselang ibunya meninggal krn kanker. Jadilah Nurul yatim piatu dan tinggal bersama keluarganya seayah dan seibu.
Keterbatasan finansial keluarganya, dia mencari penghasilan tambahan dengan mengajar mengaji di kampungnya. Kini Nurul tengah menyelesaikan tahap akhir studinya dibayang-bayangi kesulitan dana. Begitulah yang terjadi dlm kehidupan ini, tdk semua mhs berasal dari keluarga mampu. Smg nasib baik berpihak kepadamu Nurul. Maafkan bapak ya Nurul. Terima kasih Nurul, krn sdh membuka "topeng" betapa kerasnya hidup ini.
Dalam postinganya, akun @anakusu juga mengupload foto sang dosen Syafruddin Pohan dan Nurul. Postingan ini pun segera viral dan mendapat pujian dari banyak orang.
"Pak Pohan, dosen yang gak pernah marah-marah kalau dikelas :)," tulis akun @arisnasution19.
"Semoga kelak menjadi orang sukses dan menginspirasi ya kak nurul, aamiim 💞 :')" tulis akun
ais.dy.