Yaumul Ba’ats mungkin adalah kata yang sering didengar oleh kaum muslim, dan menjadi hari di mana manusia akan dibangkitkan kembali dari alam kubur setelah terjadinya kiamat yang dahsyat.
Mengutip Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Muhammad Ahsan dan Sumiyati (2018: 11), ketika Yaumul Akhir (hari kiamat) datang, maka Allah akan membangkitkan setiap manusia dari alam kubur di Hari Kebangkitan atau Yaumul Ba'ats untuk diarahkan menuju Padang Mahsyar.
Pengertian Yaumul Ba’ats
Yaumul Ba’ats adalah fase kedua dalam kehidupan hari kiamat kelak. Secara istilah, kata “al Ba’ats” memiliki makna berupa ‘Allah SWT menghidupkan orang-orang yang telah meninggal dan mengeluarkan mereka dari kuburnya untuk dihisab dan diberi alasan’.
Atas dasar itulah Yaumul Ba’ats ini disebut dengan Hari Kebangkitan, sebab pada hari tersebut seluruh manusia yang telah meninggal akan dibangkitkan kembali untuk menjalani proses hisab dan pemberian balasan atas perbuatannya semasa hidup.
Dalam agama Islam, fase Yaumul Ba’ats ini menjadi kehidupan awal setelah fase Yaumul Barzah, ditandai dengan tiupan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israfil.
Pada tiupan sangkakala yang pertama justru akan membuat seluruh makhluk hidup di dunia ini mengalami kematian, kecuali mereka yang memang dikehendaki oleh Allah SWT. Setelah mereka bangkit dari kematian, mereka akan berjalan menuju Padang Mahsyar.
Akan tetapi, masih ada orang yang tidak mempercayai adanya Yaumul Ba’ats. Padahal jelas, itu sudah terkandung dalam dalam Alquran surat An-Nahl ayat 38 yang berbunyi:
وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْۙ لَا يَبْعَثُ اللّٰهُ مَنْ يَّمُوْتُۗ بَلٰى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
Artinya: "Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, 'Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.' Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui."
Tidak hanya itu, Allah kembali menegaskan adanya hari dibangkitkannya manusia dalam Alquran surat Al-Qiyamah ayat 3-4 yang berbunyi:
اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗ ۗ
بَلٰى قٰدِرِيْنَ عَلٰٓى اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَانَهٗ
Artinya:
Ayat 3: "Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?"
Ayat 4: "(Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna."
Hukum Beriman Kepada Yaumul Ba’ats
Beriman kepada Yaumul Ba’ats berarti beriman kepada Hari Kiamat karena Yaumul Ba’ats adalah salah satu peristiwa yang terjadi pada hari Kiamat. Beriman Kepada Hari Kiamat merupakan salah satu dari rukun Iman yang enam.
Bahkan ia merupakan salah satu rukun iman yang paling agung setelah rukun Iman kepada Allah. Dengan demikian, beriman kepada Yaumul Ba’ts adalah wajib atas setiap pribadi muslim.
Hal ini sebagaimana sabda nabi Muhammad ﷺ ,
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: مَا الإِيمَانُ؟ قَالَ: «الإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَبِلِقَائِهِ، وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ». مُتْفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Pada suatu hari Nabi ﷺ muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril. Jibril bertanya, “Apakah iman itu?” Nabi ﷺ menjawab, “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada al-Ba’ats (Hari Kebangkitan).” [Muttafaq ‘a’laih].
Makna Yaumul Ba’ats
Dalam Tahdzibul Lughah yang ditulis oleh Muhammad bin Ahmad bin Al-Azhari menyebutkan bahwa kata البعث yaitu Al-Ba’ts’ atau Al Ba'ats dalam bahasa Arab itu memiliki dua aspek makna.
Pertama, الْإِرْسَال artinya pengutusan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alquran surat Al-A'raf ayat 103 yang berbunyi:
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى
Artinya: “Kemudian, Kami utus Musa setelah mereka.”
Makna dari kata بَعَثْنَا (ba’atsnaa) tersebut adalah أرسلنَا (arsalnaa), yang artinya kami telah utus.
Kedua, Al-Ba'ats memiliki makna bahwa Allah menghidupkan kembali orang yang telah mati. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 56 yang berbunyi:
ثُمَّ بَعَثْنَاكُم مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ
Artinya: “Kemudian, Kami bangkitkan kalian setelah kematian kalian.”
Maksud dari kata بَعَثْنَاكُم (ba’atsnaakum) adalah أحييناكم yang artinya kami hidupkan kalian. Adapun pengertian Al-Ba’ats secara istilah adalah Allah menghidupkan orang-orang yang telah meninggal dan mengeluarkan mereka dari kuburnya untuk dihisab dan diberi balasan.
Dalam kitab Al-‘Aqaid Al-Islamiyah yang ditulis oleh Sayyid Sabiq menyebutkan bahwa pengertian Al-Ba’ats adalah pengembalian manusia secara ruh dan jasad sebagaimana di dunia.
Definisi lainnya dari Al-Ba’ats adalah pengembalian jasmani dan dihidupkannya kembali para hamba pada hari kiamat. Kata Al-Ba’ats ini memiliki persamaan makna dengan kata An-Nusyur yang artinya kembali hidup setelah kematian.
Berdasarkan makna-makna yang ada di atas, Yaumul Ba'ats dapat dimaknai sebagai hari dikembalikannya jasmani manusia dan dihidupkan kembali untuk menjalani proses hisab, peradilan, dan pemberian balasan terhadap seluruh hamba Allah pada hari kiamat.
Hikmah Yaumul Ba’ats
Adanya Yaumul Ba’ats itu memiliki hikmah yang nyata dan sangat besar, diantaranya;
1. Makhluk itu dibangkitkan setelah kematiannya untuk mendapatkan balasan atas apa yang dia lakukan.
2. Apabila baik perbuatannya maka mendapat balasan yang baik dan bila buruk akan dapat balasan yang buruk. Kehidupan yang hakiki hanya ada di akhirat.
3. Hidup di dunia ini hanyalah tempat ujian dan cobaan. Siapa saja yang berbuat baik di dalamnya dan bertakwa kepada Tuhannya Subhanahu wa Ta’ala maka dia kan termasuk orang-orang yang beruntung dan mendapatkan kenikmatan di akhirat.
Dan siapa saja yang berbuat buruk juga akan menemui balasan atas keburukannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan hikmah dari adanya Al-Baats dalam firman-Nya,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ*فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقّ
115. Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
116. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; [Al-Mukminun: 115-116]
Maksudnya Maha Suci Allah dari kesia-siaan semacam itu, yaitu menciptakan manusia dan kemudian membiarkannya tanpa ada perhitungan dan pembalasan.