Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim terus melakukan terobosan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu terobosan yang digadang-gadang akan menjadi kunci kesuksesan pendidikan di Indonesia adalah Merdeka Belajar Episode Lima: “Guru Penggerak”.
Merdeka Belajar Episode Lima: “Guru Penggerak” diluncurkan pada Jumat (3/7/2020) yang disiarkan langsung di Channel YouTube Kemendikbud RI.
Program Guru Penggerak bertujuan untuk mancari bibit-bibit calon pemimpin pendidikan dan calon pelatih-pelatih pelatihan pendidikan di masa yang akan datang.
Untuk bergabung dalam program Guru Penggerak tentunya tidaklah mudah. Guru Penggerak tidak cukup hanya untuk guru yang baik dalam mengajar, namun guru penggerak harus memiliki kemampuan kepemimpinan, kemauan berinovasi, berani mengambil keputusan dan berani melakukan perubahan.
Seperti halnya yang telah dilakukan oleh Ibu Mariance Wila Dida, Kepala Sekolah SDN 9 Masohi, Maluku Tengah dan Bapak Nyoman Darta, Kepala Sekolah SMAN 1 Bali Mandara, Bali.
Ibu yang akrab disapa Ibu An telah memimpin sekolahnya sejak tahun 2016. Ibu An memimpin sekolahnya untuk bertransformasi sebagai sekolah ramah anak yang mendukung pembelajaran murid.
Pada awalnya, Ibu An merasa skeptis bahwa murid bisa disiplin tanpa melakukan kekerasan fisik. Setelah menjalani penerapan disiplin positif dan pembelajaran aktif berpusat pada murid, Ibu An melihat dampak positif pada murid maupun guru. Kini, Ibu An menjadi Penggerak Komunitas Sekolah Ramah Anak di Maluku Tengah yang mendampingi sekolah-sekolah di Masohi untuk bertransformasi menjadi sekolah ramah anak. Hasilnya, murid bisa menyelesaikan konflik tanpa kekerasan, saling menyapa, murid menjadi bersemangat dan mandiri dalam belajar.
Lain halnya dengan kisah inspirasi yang dialami oleh Bapak Nyoman Darta. Siswa yang belajar di sekolah yang dipimpin Bapak Darta mayoritas berasal dari keluarga yang tidak mampu. Bahkan ada yang terindikasi tidak mengomsumsi gizi yang cukup.
Namun, Bapak Darta percaya bahwa semua anak mempunyai potensi yang unik dan tidak soal latar belakang ekonominya. Bapak Darta terus mendampingi guru-guru untuk terus mengembangkan diri dan saling membagi praktek, baik melalui komunitas praktik maupun dengan komunitas guru berbagi.
Murid-muridnya berhasil berkembang dengan baik dan meraih berbagai ribuan prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional hingga internasional. 97% alumni SMAN 1 Bali Mandara melanjutkan studi di universitas-universitas terbaik Indonesia dan bahkan juga di mancanegara.
Bapak Darta berharap supaya hal-hal kecil yang telah dilakukan dapat memutar status ekonomi keluarga para siswanya, sehingga menjadi orang terpandang di desanya dan bisa memberikan dampak positif pada lingkungan yang lebih besar.
Cerita Bapak Darta yang disampaikan saat diskusi peluncuran Merdeka Belajar Episode Lima: “Guru Penggerak, diapresiasi oleh Nadiem Makarim. “Luar biasa, saya merinding mendengar cerita-cerita seperti ini. Ada beberapa hal yang tadi saya tangkap dari komen-komennya Pak Darta. Yang pertama adalah, perubahan tidak mungkin bisa terjadi kalau guru maupun pimpinan unit pendidikan tidak percaya potensi dari setiap anak. Kalau kita mentalnya sudah menyerah dulu, kalau kita mentalnya sudah percaya ya sudah, anak-anak kita cuma bisanya sampai ke sini. Berarti tidak mungkin bisa tercapai lompatan peningkatan kualitas pembelajaran kalau kita tidak pertama percaya di dalam hati kita bahwa anak itu bisa jauh lebih baik dari dia sekarang”, ujar Nadiem.
Di akhir diskusi, Nadiem Makarim berharap supaya bisa bertemu langsung dengan Ibu Mariance Wila Dida dan Bapak Nyoman Darta. “Kalau kita ada waktu lebih panjang lagi mohon nanti kita bertemu ya, kalau bisa atau kita zoom saja kalau masa pandemi ini. Saya ingin belajar jauh lebih banyak dari Ibu An dan Pak Darta bagaimana cara mengimplementasi ini”, tutup Nadiem Makarim.