Seorang ibu kehilangan putranya yang meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Ibu tersebut terpukul, lantaran belum sempat melihat mendiang wajah anaknya yang telah dimakamkan.
Tragedi Kanjuruhan memakan korban 125 orang meninggal serta lebih 300 lainnya luka-luka. Tembakan gas air mata yang dilepaskan aparat keamanan ke arah tribun di Stadion Kanjuruhan, usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 disebut para saksi mata menjadi biang kerok yang menyebabkan kepanikan.
Kisah ibu yang kehilangan putranya dalam tragedi kanjuruhan itu diunggah oleh akun @undercover.id di Instagram. Dalam postingan tersebut dijelaskan bahwa ada seorang Ibu yang bekerja di Jakarta hendak pulang ke Malang. Ibu ini mendapati kabar anaknya meninggal usai menonton laga Arema FC melawan Persebaya.
"Mas ini gate untuk penerbangan ke Surabaya ya?" tanya sang ibu ke sang pria.
"iya bu betul, ibu mau ke mana?" jawab sang pria.
Sang ibu pun langsung menarik napas panjang dan berucap "saya mau pulang mas, anak saya meninggal saat nonton pertandingan Arema".
Ibu paruh baya yang merupakan single parents itu merantau ke Jakarta. Ia bekerja guna membiayai pendidikan dan kehidupan anaknya yang tinggal di daerah Sumber Buncis, Malang Selatan.
"anak saya sudah dimakamkan, tadi saya belum sempat lihat wajahnya untuk terakhir kali".
Sang ibu juga menunjukan pesan terakhir anaknya sebelum berangkat ke stadion.
"bu saya izin berangkat nonton Arema nggih".
Rupanya pesan tersebut adalah pesan terakhir sang anak kepada sang ibu.
Melihat postingan tersebut banyak warganet yang merasa sedih. Tak sedikit pula warganet yang memberikan reaksi atas apa yang sedang dialami oleh sang ibu tersebut.
"yg paling hancur hatinya ada org tua apalagi seorang ibu dan Sy mengalami hal seperti ini cuman beda jalannya anak Sy meninggal karna sakit, ada disamping dia saat itu. Tapi ibu ini Yaa Allah Yaa Rabbi, kuatkanlah hati beliau menerima cobaan ini. Semoga anak ibu Husnul Khotimah, yg sabar Bu," tulis akun @mariany1303.
"Kalau itu anak tunggal, hancur pasti hatinya. Kerja keras merantau di jakarta untuk bisa membiayai anak di rumah. Ga kebayang putus asa nya si Ibu saat ini.," komentar akun @mauritsstenly.
"Ibunya seumur hidup akan membenci sepakbola," ujar akun @mediyansyah.