KNKT Sebut Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Tidak Meledak di Udara, Begini Penjelasannya

"Hal lain yang menguatkan analisa KNKT tersebut adalah mengenai kondisi pesawat. Hal ini berasal dari data Airnav Indonesia."

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengeluarkan pernyataan terkait kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu (9/1) lalu di Kepulauan Seribu. Menurut analisa KNKT pesawat tersebut tidak meledak di udara dan mesin masih berfungsi sebelum pesawat menghujan laut.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menuturkan, ada beberapa data yang sudah dikumpulkan pihaknya bersumber dari tim yang melakukan pencarian di lokasi kejadian. Pertama, data serpihan pesawat yang dikumpulkan KRI Rigel. Besaran Wreckage dengan lebar 100 meter dan panjang antara 300-400 meter. Dari besaran itu, KNKT menduga pesawat tidak meledak di udara.

"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum menghantam air," ujar Soerjanto melalui keterangan tertulis, Selasa (12/1).
TamanPendidikan.com

https://twitter.com/SAR_NASIONAL

KNKT juga menganalisa dari temuan Basarnas yang berupa turbin pesawat dan fan blade yang mengalami kerusakan. "Keruskaan pada fan blade menunjukkan kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan pesawat masih berfungsi pada ketinggian 250 kaki," terangnya.

Hal lain yang menguatkan analisa KNKT tersebut adalah mengenai kondisi pesawat. Hal ini berasal dari data Airnav Indonesia. Data yang dikumpulkan termasuk pembicaraan pilot dengan pengatur lalu lintas udara yang bertugas mengendalikan penerbangan saat pesawat mengalami kecelakaan.

Dari data itu diketahui pesawat nahas tersebut mengudara hingga ketinggian 10.900 kaki dan terus turun hingga 250 kaki. Dan data terekam hingga pesawat terus menukik di 250 kaki.
TamanPendidikan.com

https://twitter.com/SAR_NASIONAL

"Mengindikasikan pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Kami menduga mesin masih hidup sebelum membentur air," tutupnya.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network