Koloni kerang hijau didapati menempel di tembok tanggul kawasan pantai. Jumlah kerang hijau ini jutaan, menempel rapat memenuhi tembok tanggul.
Video tembok tanggul yang dipenuhi jutaan kerang hijau ini diunggah oleh akun @gofishindonesia di Instagram. Di tayangan itu kerang-kerang hijau yang menempel ini terlihat saat air laut surut.
"Ada yg suka kerang hijau," tulis @gofishindonesia di narasi unggahannya.
Keberadaan kerang hijau tersebut menimbulkan pro kontra di antara warganet. Di satu sisi, keberadaan kerang hijau itu dipandang bagian dari rizki yang disediakan oleh alam.
"Wah mantep lokasi mana ya..kasih tahu dong segera meluncur," tulis akun @falen_balet
"Tukan kerang hijau meronta ronta melihat ini... Duit duit..." tulis akun @ridwanalfarik
"Otw bikin sambel balado," tulis akun @aryoiiyo
Namun di sisi lain, kerang-kerang yang menempel di tembok tanggul itu dipandang sebagai gejala alam yang mengkhawatirkan. Kerang hijau ini dipandang tak layak dikonsumsi.
"kalo bisa jangan dikonsumsi . kerang hijau itu penyerap llogam berat. udh ga bagus di konsumsi. jika memang dilestarikan laut kita akan bersih," tulis akun @3_mulyana
"Ini enak tapi lebih enak jangan dikonsumsi . Itu lebih baik liar . Bagus buat air laut . Terimakasih," tulis akun @abdi_malau.
Kerang hijau merupakan salah satu sumber daya perikanan yang memiliki prospektif untuk dikembangkan menjadi komoditas bernilai ekonomis tinggi. Nilai ekonomi kerang hijau diperoleh
salah satunya karena kandungan gizi kerang hijau yang tinggi, selain itu kulit kerang hijau dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan maupun pakan ternak.
Kerang hijau (Perna viridis) telah digunakan sebagai indikator biologis kontaminasi logam di berbagai lingkungan pesisir tropis dan subtropik. Dengan kata lain, kerang hijau sebagai bioindikator lingkungan tercemar serta sebagai filter feeder yang dapat menyaring di lingkungan tercemar.