Mendaki gunung masih menjadi kegiatan favorit sebagian anak muda. Aktivitas yang tergolong ekstrem ini banyak diminati oleh beberapa kalangan untuk berbagai keperluan. Ada yang mendaki karena ingin menikmati keindahan alam, ada juga untuk keperluan konten.
Salah satu kendala saat mendaki gunung adalah cuaca yang tidak bisa diprediksi. Selain itu yang paling penting adalah persediaan logistik. Kebanyakan pendaki akan menyiapkan bekal yang terdiri dari makanan instan karena mudah dan praktis. Karena makannan yang dibawa terbilang sederhana, terkadang para pendaki ini kerap membayangkan makanan enak saat berada di atas gunung.
Bagi pendaki yang telah mendaki di Gunung Lawu tentunya tidak asing lagi dengan sosok Mbok Yem, penjual pecel di atas gunung. Adanya warung di atas gunung ini membantu para pendaki untuk restock logistik. Namun keberadaan warung di atas gunung tidak banyak dijumpai di semua gunung.
Terinspirasi dari warung Mbok Yem, seorang pendaki baru-baru ini menjadi perbincangan di media sosial. Viralnya pendaki tersebut dikarenakan membangun tenda untuk berjualan pecel di atas gunung. Pendaki tersebut memanfaatkan peluang sedikitnya orang yang berjualan makanan di gunung.
Diketahui pendaki tersebut bernama Arif. Dalam sebuah video nampak Arif sedang mendaki menggunakan tas ransel yang besar.
Saat sudah berada di puncak, Arif kemudian membangun tenda dibantu oleh teman pendakinya. Menariknya pada tendanya dipasang spanduk untuk berjualan. Banyak menu makanan yang ditawarkan, mulai dari mulai dari pecel, lontong sayur, lotek, nasi gemuk, soto ceker, hingga gorengan.
Arif dan teman-temannya berpikiran bahwa jika kegiatan mendaki identik dengan menghabiskan uang saja, mereka justru berjualan untuk menghasilkan uang.
