Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuan primer yang wajib dimiliki oleh semua orang. Tempat tinggal berfungsi sebagai tempat melindungi diri dari dinginnya malam atau hujan badai yang kapanpun bisa terjadi.
Kejadian menyayat hati terjadi pada sepasang suami istri bernama Pak Saepulah dan Bu Jamillah. Mereka bertahun-tahun hidup tanpa memiliki tempat tinggal yang layak. Karena tidak memiliki tempat tinggal tetap, mereka terpaska mendirikan tenda di hutan kota yang berada di tengah lingkungan Jalan Raya Tol Jagorawi. Diketahui pasutri tersebut sudah 10 tahun tinggal dalam tenda tersebut.
Sebelum mereka memutuskan tinggal di tenda, mereka pernah tinggal di sebuah kontrakan. Karena kehabisan biaya, mereka terpaksa mendirikan tenda dengan bahan seadanya. Pak Saepulah sebelumnya bekerja sebagai pencari burung dan menjualnya kepada warga, sedangkan Bu Jamillah bekerja sebagai juru parkir. Terkadang untuk makan sehari-hari ia memungut sayuran di pasar induk.
Belum lama ini kabar duka datang dari pasutri tersebut. Pak Saepulah meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit diabetes. Sepeninggalan sang suami kini Bu Jamilah hidup sebatang kara, meskipun sudah ditawarin oleh beberapa orang untuk tinggal di sebuah kontrakan namun Bu Jamillah tetap kukuh untuk tinggal di tenda tersebut.
Saat diajak ngobrol oleh warga sekitar, inilah penjelasan dari bu Jamilah.
"Saya bukannya ga mau pulang kampung, Bapak (Pak Saepullah) udak ga ada…. Jadi saya pengen hidup sendiri biarin… Hidup kayak sehidup-hidupnya, Mau nyari makan kayak gimana, sehidup-hidupnya,".
"Saya udah ga punya siapa-siapa, rumah juga udah ga punya… ada saudara jauh di Blitar, itu juga mungkin udah ngga peduli dengan saya… Sedangkan saya di Jakarta cari nafkah, hidup sendiri biarin".