Suara dari knalpotnya yang meraung-raung menjadi ciri khas motor gede ini. Harley Davidson, dianggap sebagai lambang kesuksesan bagi penggila motor besar. Mengendarainya seolah menaikkan strata sosial karena dianggap motor mewah dan berkelas.
Sejak prototype pertama dibangun, Harley Davidson sudah banyak mengalami perubahan besar. Inovasi dan konsistensi dalam menjaga kualitas mesin menjadikan perusahaan menjadi salah satu yang terbesar di industri motor dunia.
Ada banyak sejarah yang unik seputar merek besar. Bahkan kini perusahaan ini juga sedang mengembangkan sepeda elektrik yang baru akan dilaunching secara umum tahun 2010 mendatang.
Berikut fakta menarik seputar Harley Davidson:
1. Dibangun dari Bengkel Papan Kayu
Mahakarya bernama Harley Davidson tercipta adalah bermula dari daerah bernama Milwaukee di Amerika Serikat yang dimulai pada tahun 1903. Pada tahun tersebut, Bill Harley dan juga Arthur Walter Davidson, dua orang itu sedang mengembangkan sebuah sepeda motor dengan menggunakan satu silinder.
Baru pada tahun 1905 motor hasil karya dua orang tersebut dibeli oleh seorang yang suka dengan produknya. Selanjutnya pada tahun 1908 Bill dan Arthur berhasil menjual kurang lebih 154 motor.
Karena semakin banyak peminat, akhirnya Bill dan Arthur memiliki sebuah pabrik yang hanya berdiri dari sebuah papan kayu. Pabrik tersebut adalah milik dari ayah dari Arthur. Dalam perkembangannya, akhirnya William, yang juga keluarga dari Arthur Davidson mulai bergabung.
Pada tahun 1909, Bill melakukan sebuah proyek bernama V-Twin 1000cc. Pada waktu itu, mesin karya dari Bill mampu mengeluarkan tenaga sebesar 7 hp. Mesin inilah yang menjadi awal mula dari mesin V-Twin 45 derajat dari Harley saat ini.
Selanjutnya berlanjut pada tahun 1912 dimana ini adalah fase fase perkembangan pesat dari sebuah produk mahakarya yang melegenda. Pada tahun itu saja, di Amerika sudah ada 200 dealer dan penjualan Harley sudah mulai diekspor ke Jepang.
2. Motor Perang Dunia
Saat Perang Dunia I dan II, Harley juga memberikan kontribusi bagi Amerika Serikat. Kontribusi pertamanya adalah motor yang memiliki senapan mesin untuk tentara AS.
Motor ini digunakan untuk melawan revolusioner Pancho Villa dari Meksiko di perbatasan AS-Meksiko. Mereka menyebutnya dengan Harley-Davidson J dan JD series. Lalu masuk ke era Perang Dunia I, Harley-Davidson juga menggenjot produksi motor perangnya.
Bahkan sepertiga dari motor yang diciptakan HD pada tahun 1917 hingga 1918 digunakan militer Amerika Serikat. Selama Perang Dunia II, HD memproduksi lebih dari 90.000 seri WLA. Produksi ini merupakan tugas dari pemerintah Amerika Serikat selama PD II karena produksi motor militer yang masih kurang saat itu.
Untuk menjawab panggilan tugas itu, Harley menciptakan WLA, motor yang diperkenalkan pada 1940 ini dibangun dari model WL yang populer.
3. Masuk Indonesia Tahun 1920
Motor Harley-Davidson mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1920. Pada saat itu, Harley-Davidson yang masuk ke Indonesia adalah jenis Harley-Davidson WLA Army dibawa oleh Belanda. Harley-Davidson dibawa oleh orang Belanda dengan tujuan sebagai kendaraan operasional untuk diperkebunan.
Awalnya yang boleh menunggangi motor tersebut adalah kepala kebun orang Belanda yang disebut 'Ordeming'. Pribumi dilarang menaikki motor ini.
Saat Perang Dunia II, Belanda menyerah kepada Jepang di Indonesia, sehingga membuat seluruh inventaris yang dimiliki oleh Belanda dirampas oleh Jepang, termasuk Harley-Davidson WLA Army ini. Kemudian, pada tahun 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Segala perlengkapan yang dimiliki oleh tentara Jepang dilucuti oleh Tentara Nasional Indonesia.
Pada saat setelah Kemerdekaan Indonesia, motor Harley-Davidson digunakan sebagai kendaraan operasional oleh kalangan militer terutama dipakai untuk pejabat militer. Populasinya mulai meningkat pada tahun 1950-an. Pada tahun 1965, Harley-Davidson jenis WLA ini ditetapkan sebagai kendaraan operasional untuk POMAL, PATWAL dan PM.
4. Harley Termahal Seharga Rp 488 Miliar
Harley dengan sebutan Harley Jutaan Dolar diklaim menjadi Harley termahal sepanjang sejarah. Motor milik seniman Jack Armstrong ini menggunakan basis V-Rod tahun 2002 yang telah dilukis dengan gaya Cosmic Extensionalism.
Cosmic Starship sudah menawarkan kembali ke pasar, dengan harga yang penawaran antara US$ 15 juta atau sekitar Rp 244 miliar hingga US$ 30 juta atau Rp 488 miliar. Penawaran kali adalah yang kedua. Sebelumnya ini sudah dijual oleh pemiliknya saat ini sejak 2017. Saat itu, motor itu telah laku US$ 3 juta atau Rp 48 miliar, menjadi motor kelima termahal di dunia.
"Gaya Harley V-Rod 2002 adalah revolusioner, dan itu adalah ciptaan yang paling futuristik dalam sepeda motor yang pernah saya lihat," kata Jack Armstrong
"Selama beberapa tahun antara 2003-2004 ketika saya tinggal di Swiss saya mengendarai V-Rod dengan juara dunia F1 tujuh kali Michael Schumacher. Jadi V-Rod adalah satu-satunya pilihan saya untuk sepeda motor paling mahal dalam sejarah," ujarya.
5. Harley Davidson Produksi Sepeda Elektrik
Sejak sepeda makin digemari, Harley-Davidson pun sudah mengembangkan sepeda elektrik (e-bike) sendiri selama lebih dari dua tahun. Model prototipenya bahkan sudah pernah dipamerkan di EICMA 2019 di Milan, Italia.
Harley Davidson mengumumkan merek sepeda listrik khusus barunya yang dikenal sebagai Serial 1 Cycle Company. Nama ini merupakan penghormatan kepada sepeda motor pertama yang dibuat oleh Harley-Davidson pada tahun 1903, yang diberi nama Serial Number One. Dulu, sepeda motor pada dasarnya hanyalah sepeda dengan mesin kecil yang ditempatkan di depan pedal.
"Serial 1 Cycles, Didukung oleh Harley-Davidson, telah menciptakan eBicycle yang dirancang untuk mengubah cara dunia bergerak lagi," tulis perusahaan ini dalam situsnya https://www.serial1.com/about/.
Serial 1 akan secara resmi memulai debut model sepeda listrik pertamanya untuk konsumen pada Maret 2021. Untuk saat ini, perusahaan memamerkan model prototipe pertamanya. Prototipe ini memiliki kerangka yang sama dengan salah satu dari tiga prototipe sepeda listrik asli yang dipamerkan di EICMA Milan Motorcycle Show 2019.
