Teguh Haryono Teriak di Debat Pilkada Bojonegoro, Apa yang Terjadi?

"Teguh Haryono menunjukkan reaksi emosional dalam debat Pilkada Bojonegoro, menolak tuduhan pelanggaran. Simak detailnya di sini."

Teguh Haryono Teriak di Debat Pilkada Bojonegoro, Apa yang Terjadi?

Daftar Isi

Pengantar

Bojonegoro, Teguh Haryono, yang akrab disapa 'Mas Teguh', adalah calon Bupati Bojonegoro dari Partai Demokratik Indonesia Perjuangan (PDIP). Dalam debat Pilkada yang berlangsung pada 19 Oktober 2024 di Hotel Eastern, Bojonegoro, ia menjadi sorotan publik karena aksinya yang berteriak menanggapi tuduhan pelanggaran.

Insiden Debat

Debat ini awalnya dirancang sebagai ajang bagi para calon untuk memaparkan visi dan misi mereka. Namun, suasana berubah menjadi kericuhan ketika Farida Hidayati, calon Wakil Bupati, memanggil Teguh untuk naik ke podium. Farida beralasan bahwa mereka adalah satu kesatuan pasangan calon, sesuai dengan peraturan KPU yang mengizinkan hal tersebut.

Namun, tindakan Farida memicu protes dari pendukung calon lain yang merasa langkah tersebut melanggar format debat yang telah disepakati. Meskipun Teguh berusaha menyampaikan visi-misinya, suaranya tenggelam dalam keributan yang terjadi di ruangan.

Reaksi Teguh Haryono

Ketika moderator memutuskan untuk menghentikan debat, Teguh tidak tinggal diam. Dengan nada yang penuh emosi, ia berteriak, "Apakah salah saya berdiri di sini? Peraturan mana yang saya langgar?" Suara Teguh menggema di tengah kekacauan, menandakan betapa frustrasinya ia menghadapi situasi tersebut.

Kericuhan semakin memuncak, dan KPU Bojonegoro akhirnya memutuskan untuk membubarkan acara demi mencegah bentrokan lebih lanjut. Kejadian ini jelas menarik perhatian publik dan menjadi sorotan dalam proses pemilihan kepala daerah.

Penutup

Insiden ini menunjukkan betapa panasnya suasana dalam debat Pilkada Bojonegoro. Teguh Haryono berusaha membela posisinya di hadapan para pemilih, meskipun dihadapkan pada tuduhan yang menurutnya tidak berdasar. Debat yang seharusnya menjadi sarana untuk menyampaikan visi dan misi, justru berubah menjadi ajang ketegangan.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network