Bagaimana Kolaborasi Kominfo, Indosat, dan Mastercard Mencetak 1 Juta Talenta Keamanan Siber?

"Inisiatif kolaborasi untuk mencetak satu juta talenta keamanan siber di Indonesia guna menghadapi tantangan digital."

Bagaimana Kolaborasi Kominfo, Indosat, dan Mastercard Mencetak 1 Juta Talenta Keamanan Siber?

Daftar Isi

Pendahuluan

Keamanan siber kini menjadi isu yang sangat penting, terutama di tengah pesatnya penggunaan layanan digital. Di Asia Pasifik, terdapat kekurangan sekitar 2,5 juta talenta digital, dan Indonesia sendiri membutuhkan rata-rata 458.043 talenta digital setiap tahunnya dari 2023 hingga 2030.

Menkominfo Budi Arie Setiadi menekankan pentingnya pemenuhan talenta digital untuk mendukung transformasi digital yang aman dan efektif. Oleh karena itu, kolaborasi antara berbagai pihak menjadi sangat krusial.

Kolaborasi Kominfo, Indosat, dan Mastercard

Dalam rangka memenuhi kebutuhan talenta digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard Indonesia untuk meluncurkan akademi daring. Inisiatif ini bertujuan untuk mencetak satu juta talenta di bidang keamanan siber.

Akademi daring ini akan memanfaatkan platform Digital Talent Scholarship milik Kominfo, yang fokus pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam keamanan siber. Dengan demikian, para pelaku UMKM dan individu akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia digital yang semakin kompleks.

Program untuk Para Peserta DTS

Peserta program Digital Talent Scholarship (DTS) akan mendapatkan keterampilan penting dalam ekonomi digital, seperti menginventarisasi perangkat, menguasai pembaruan software, melindungi diri dari serangan phishing dan malware, serta mengamankan data bisnis.

Inisiatif ini bertujuan untuk memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam keamanan digital, tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga di tingkat global. CEO Indosat, Vikram Sinha, menegaskan bahwa talenta digital adalah kunci masa depan Indonesia.

Serangan Siber yang Terus Meningkat

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital, serangan siber juga meningkat. Country Manager Mastercard Indonesia, Aileen Goh, menyebutkan bahwa kejahatan siber diproyeksi akan merugikan dunia sekitar USD 13,8 triliun pada tahun 2028. Sebanyak 72 persen serangan siber di Asia disebabkan oleh kurangnya spesialis terampil di bidang keamanan siber.

Oleh karena itu, pengembangan kapasitas dan pembinaan talenta keamanan siber di Indonesia sangat penting untuk memastikan ketahanan siber dan ekonomi digital yang aman. Kolaborasi ini akan membekali talenta Indonesia dengan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi ancaman di masa depan.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network