Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan kepedulian terhadap pembangunan Gedung Integrasi Kampus (GIK) yang hingga saat ini masih dalam proses. Mereka berharap agar proyek ini segera selesai agar fasilitas yang direncanakan dapat digunakan untuk mendukung kegiatan akademik dan non-akademik di kampus.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM, Arie Sujito, menjelaskan bahwa GIK UGM bertujuan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang mendukung karakter dan kreativitas mahasiswa. Namun, mahasiswa seperti Sigit Bagas Prabowo mengungkapkan adanya masalah dalam pembiayaan yang menghambat progres pembangunan ini.
Pembangunan GIK UGM awalnya direncanakan pada tahun 2015, tetapi mengalami penundaan. Sigit menjelaskan bahwa biaya pembangunan yang awalnya diperkirakan Rp120 miliar kini membengkak menjadi Rp557 miliar, yang bersumber dari APBN. Rincian biaya ini mencakup anggaran untuk tahun 2022, 2023, dan 2024.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan bahwa pembangunan GIK UGM dapat rampung pada bulan April 2024. Dalam kunjungan kerja ke UGM, anggota Komisi V DPR RI menegaskan pentingnya pemantauan progres pembangunan agar sesuai dengan harapan.
Dengan adanya perubahan status GIK UGM menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN), mahasiswa berharap agar pembangunan ini dapat berjalan lebih lancar dan tidak mengganggu biaya pendidikan mereka. Sigit mengingatkan bahwa pembengkakan biaya dapat berdampak pada pembayaran UKT mahasiswa.
