Bagaimana Mahasiswa FKG Unair Menggunakan AI dan AR untuk Implant Placement?

"Mahasiswa FKG Unair berhasil memanfaatkan AI dan AR untuk meningkatkan akurasi dalam penempatan implan gigi."

Jakarta - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) telah menunjukkan inovasi yang mengesankan dengan memanfaatkan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dan Augmented Reality (AR) dalam metode penempatan implan gigi. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan akurasi, tetapi juga efisiensi dalam prosedur implantasi.

Pengantar

Dalam kompetisi 15th Dentistry Scientific Festival yang berlangsung di Universitas Brawijaya, tiga mahasiswa, Jesslyn Samantha, Felice Kanaya Chandra, dan Davinzo Luis Gunardy, berhasil menghadirkan ide cemerlang ini. Mereka merasakan adanya kesalahan yang sering terjadi dalam proses penempatan implan, dan bertekad untuk mencari solusi.

Teknologi AI dan AR

Dengan mengusung judul "Enhancing Navigation through Cone-Beam Computer Tomography with Artificial Intelligence and Augmented Reality to Prevent Dental Implant Improper Placement", mereka mengintegrasikan teknologi CBCT (Cone Beam Computed Tomography) dengan AI dan AR. Ini bertujuan untuk membantu dalam segmentasi dan visualisasi yang lebih baik selama prosedur penempatan implan.

Prestasi Mahasiswa

Jesslyn mengungkapkan bahwa persiapan untuk kompetisi ini sangat menantang. Diskusi hingga larut malam menjadi hal biasa, mengingat padatnya jadwal praktik yang harus mereka jalani. Namun, pengalaman berkompetisi di tingkat internasional memberikan banyak pelajaran berharga, termasuk cara menyusun paper yang baik dan presentasi yang efektif.

Harapan untuk Masa Depan

Inovasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam pemasangan implan gigi, dan menjadi langkah maju dalam praktik kedokteran gigi. Dengan bimbingan dosen Ramadhan Hardani Putra, mereka percaya bahwa teknologi ini akan membawa dampak positif bagi dunia kedokteran gigi di masa depan.

Dengan keberhasilan ini, mahasiswa FKG Unair tidak hanya meningkatkan keterampilan mereka, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi praktik kedokteran gigi yang lebih baik. Siapa tahu, mungkin di masa depan, teknologi ini akan menjadi standar dalam setiap prosedur implantasi!


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network